Lampung: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Nahdlatul Ulama (NU). Jokowi menilai NU berjuang keras menenangkan umat di masa pandemi covid-19, termasuk dalam pelaksanaan vaksinasi.
Kepala negara mengaku ingat betul ketika NU menjadi pelopor dan teladan dalam penggunaan vaksin AstraZeneca. Pada masa awal program vaksinasi berjalan, Jokowi mengungkapkan banyak daerah tidak mau mengambil AstraZeneca karena termakan hoaks.
Sebab, vaksin disebut-sebut memiliki efek samping berbahaya. Padahal, kenyataannya tidak.
"Sampai ada telepon dari para kiai dari Jawa Timur. Mereka minta vaksin itu dikirim ke Jawa Timur. Besoknya, saya ke sana dan betul para kiai berkumpul dan mau menerima suntikan vaksin itu," ujar Jokowi dalam pembukaan Muktamar ke-34 NU di Lampung, Rabu, 22 Desember 2021.
Setelah terjadi gerakan tersebut, satu per satu daerah lain mau menerima AstraZeneca. Kepala Negara kagum dengan pengaruh mereka.
"Inilah pengaruh para ulama, para kiai, dalam mengajak masyarakat untuk ikut vaksinasi. Saya merasakan betul betapa kuat ajakan para kiai, para ulama, betul-betul berdampak pada keinginan masyarakat," kata Jokowi.
Saat ini, situasi sudah membaik. Angka kasus aktif covid-19 terus dalam posisi landai. Pemerintah mencatat, pada Selasa, 21 Desember 2021 hanya ada 216 pasien baru di seluruh Tanah Air.
keterisian tempat tidur di rumah sakit juga terus turun. Namun, Jokowi mengingatkan kepada seluruh masyarakat tetap waspada.
"Karena sekarang muncul varian baru, Omicron. Sudah ada 83 ribu kasus di dunia dan sudah masuk juga ke negara kita," tutur Jokowi.
Dia ingin protokol kesehatan tetap dijalankan secara ketat. Jokowi mengingatkan jangan sampai masyarakat lengah hingga akhirnya lonjakan kasus kembali terjadi di Indonesia.
"Kita semua ingat, pertengahan Juli lalu, situasi sangat mencekam. Ngeri saya kalau ingat itu. Semua rumah sakit di Jawa Bali penuh, oksigen kurang, obat habis. Kasus harian saat itu 56 ribu," ucap Jokowi.
Namun, berkat dukungan dari seluruh elemen bangsa, termasuk NU, pandemi bisa ditangani dengan baik. Kondisi itu harus terus dijaga agar Indonesia bisa pulih dan semakin kuat sehingga tidak terpengaruh oleh covid-19.
Baca: Kabar Baik! Cakupan Vaksin Dosis Lengkap Indonesia Lampaui Target WHO
Lampung: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
Nahdlatul Ulama (NU). Jokowi menilai NU berjuang keras menenangkan umat di masa pandemi covid-19, termasuk dalam pelaksanaan vaksinasi.
Kepala negara mengaku ingat betul ketika NU menjadi pelopor dan teladan dalam penggunaan vaksin AstraZeneca. Pada masa awal program vaksinasi berjalan, Jokowi mengungkapkan banyak daerah tidak mau mengambil AstraZeneca karena termakan hoaks.
Sebab, vaksin disebut-sebut memiliki efek samping berbahaya. Padahal, kenyataannya tidak.
"Sampai ada telepon dari para kiai dari Jawa Timur. Mereka minta vaksin itu dikirim ke Jawa Timur. Besoknya, saya ke sana dan betul para kiai berkumpul dan mau menerima suntikan vaksin itu," ujar Jokowi dalam pembukaan
Muktamar ke-34 NU di Lampung, Rabu, 22 Desember 2021.
Setelah terjadi gerakan tersebut, satu per satu daerah lain mau menerima
AstraZeneca. Kepala Negara kagum dengan pengaruh mereka.
"Inilah pengaruh para ulama, para kiai, dalam mengajak masyarakat untuk ikut vaksinasi. Saya merasakan betul betapa kuat ajakan para kiai, para ulama, betul-betul berdampak pada keinginan masyarakat," kata Jokowi.
Saat ini, situasi sudah membaik. Angka kasus aktif covid-19 terus dalam posisi landai. Pemerintah mencatat, pada Selasa, 21 Desember 2021 hanya ada 216 pasien baru di seluruh Tanah Air.
keterisian tempat tidur di rumah sakit juga terus turun. Namun, Jokowi mengingatkan kepada seluruh masyarakat tetap waspada.
"Karena sekarang muncul varian baru, Omicron. Sudah ada 83 ribu kasus di dunia dan sudah masuk juga ke negara kita," tutur Jokowi.
Dia ingin protokol kesehatan tetap dijalankan secara ketat. Jokowi mengingatkan jangan sampai masyarakat lengah hingga akhirnya lonjakan kasus kembali terjadi di Indonesia.
"Kita semua ingat, pertengahan Juli lalu, situasi sangat mencekam. Ngeri saya kalau ingat itu. Semua rumah sakit di Jawa Bali penuh, oksigen kurang, obat habis. Kasus harian saat itu 56 ribu," ucap Jokowi.
Namun, berkat dukungan dari seluruh elemen bangsa, termasuk NU, pandemi bisa ditangani dengan baik. Kondisi itu harus terus dijaga agar Indonesia bisa pulih dan semakin kuat sehingga tidak terpengaruh oleh covid-19.
Baca:
Kabar Baik! Cakupan Vaksin Dosis Lengkap Indonesia Lampaui Target WHO
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)