Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi), melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 102 P Tahun 2024, telah mengangkat Gus Ipul sebagai Menteri Sosial (Mensos) kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, menggantikan Tri Rismaharini di Istana Negara pada Rabu, 11 September 2024.
Sebelum menggantikan Tri Rismaharini, Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Jawa Timur, Gus Ipul merupakan Wali Kota Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, dan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU). Hal ini membuktikan bahwa Gus Ipul memiliki segudang pengalaman dalam dunia politik dan kepemimpinan.
Pendidikan dan karier
Saifullah Yusuf atau yang lebih dikenal dengan Gus Ipul lahir pada 28 Agustus 1964. Ia merupakan putra dari pasangan H. Ahmad Yusuf Cholil dan Hj. Sholichah Hasbulloh, serta cicit dari ulama besar Bisri Syansuri, kakek dari Gus Dur.
Gus Ipul menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik pada tahun 1985. Saat kuliah, ia sangat aktif dalam organisasi ekstra kampus dan menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta periode 1990-1992, serta Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar NU (IPNU) periode 1990-1995.
Karier Gus Ipul dimulai melalui organisasi GP Ansor. Pada era Reformasi, ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan menjadi anggota DPR dari PDIP pada Pemilu 1999. Pada saat itu, ia dianggap sebagai lambang aliansi antara Gus Dur dan Megawati.
Namun, Gus Ipul meninggalkan kursi DPR RI pada awal 2002 dan bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), di mana ia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal PKB periode 2002-2007. Tidak lama setelah itu, Gus Ipul kembali menjadi anggota DPR.
Gus Ipul pernah menjabat sebagai Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2007) di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gus Ipul dikenal dengan gaya kepemimpinan "merakyat", sering blusukan ke daerah-daerah tertinggal.
Namun, akibat konflik internal dalam PKB, Gus Ipul dicopot dari posisi Sekjen PKB dan jabatan Menteri yang digantikan oleh Muhammad Lukman Edy pada 2007. Setahun kemudian, Gus Ipul mencalonkan diri dalam Pilkada Jawa Timur.
Gus Ipul sukses menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Soekarwo selama dua periode, yakni 2009-2014 dan 2014-2019. Pada Pilkada 2018, Gus Ipul mencoba mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno, namun mereka kalah dari pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Setelah itu, Gus Ipul mencalonkan diri sebagai Wali Kota Pasuruan pada 2021 bersama Adi Wibowo, dan berhasil terpilih.
Penghargaan
Sepanjang kariernya, Gus Ipul menerima banyak penghargaan, baik dari organisasi pemerintah maupun swasta, di tingkat nasional maupun provinsi. Beberapa di antaranya adalah:
1. Bintang Mahaputera Adipradana (2014) dari Presiden SBY.
2. Wredatama Nugraha Utama (2014) dari Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI).
3. Tokoh Peduli Olahraga (2014) dari Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Persatuan Wartawan Jawa Timur.
4. Penghargaan Narwasita Tantra (2017) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
5. Lencana Jer Basuki Mawa Bea (2021) dari Gubernur Jawa Timur.
6. Penghargaan dari JTV (2022) atas jasanya menangani krisis Covid-19.
7. Lencana Melati (2011) dari organisasi Pramuka.
Baca Juga:
Gus Ipul, Mensos Pengganti Risma yang Pernah Bercita-cita Jadi Guru Madrasah
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi), melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 102 P Tahun 2024, telah mengangkat Gus Ipul sebagai Menteri Sosial (Mensos) kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, menggantikan Tri Rismaharini di Istana Negara pada Rabu, 11 September 2024.
Sebelum menggantikan Tri Rismaharini, Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Jawa Timur, Gus Ipul merupakan Wali Kota Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, dan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU). Hal ini membuktikan bahwa Gus Ipul memiliki segudang pengalaman dalam dunia politik dan kepemimpinan.
Pendidikan dan karier
Saifullah Yusuf atau yang lebih dikenal dengan Gus Ipul lahir pada 28 Agustus 1964. Ia merupakan putra dari pasangan H. Ahmad Yusuf Cholil dan Hj. Sholichah Hasbulloh, serta cicit dari ulama besar Bisri Syansuri, kakek dari Gus Dur.
Gus Ipul menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik pada tahun 1985. Saat kuliah, ia sangat aktif dalam organisasi ekstra kampus dan menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta periode 1990-1992, serta Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar NU (IPNU) periode 1990-1995.
Karier Gus Ipul dimulai melalui organisasi GP Ansor. Pada era Reformasi, ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan menjadi anggota DPR dari PDIP pada Pemilu 1999. Pada saat itu, ia dianggap sebagai lambang aliansi antara Gus Dur dan Megawati.
Namun, Gus Ipul meninggalkan kursi DPR RI pada awal 2002 dan bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), di mana ia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal PKB periode 2002-2007. Tidak lama setelah itu, Gus Ipul kembali menjadi anggota DPR.
Gus Ipul pernah menjabat sebagai Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2007) di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gus Ipul dikenal dengan gaya kepemimpinan "merakyat", sering blusukan ke daerah-daerah tertinggal.
Namun, akibat konflik internal dalam PKB, Gus Ipul dicopot dari posisi Sekjen PKB dan jabatan Menteri yang digantikan oleh Muhammad Lukman Edy pada 2007. Setahun kemudian, Gus Ipul mencalonkan diri dalam Pilkada Jawa Timur.
Gus Ipul sukses menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Soekarwo selama dua periode, yakni 2009-2014 dan 2014-2019. Pada Pilkada 2018, Gus Ipul mencoba mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno, namun mereka kalah dari pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Setelah itu, Gus Ipul mencalonkan diri sebagai Wali Kota Pasuruan pada 2021 bersama Adi Wibowo, dan berhasil terpilih.
Penghargaan
Sepanjang kariernya, Gus Ipul menerima banyak penghargaan, baik dari organisasi pemerintah maupun swasta, di tingkat nasional maupun provinsi. Beberapa di antaranya adalah:
1. Bintang Mahaputera Adipradana (2014) dari Presiden SBY.
2. Wredatama Nugraha Utama (2014) dari Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI).
3. Tokoh Peduli Olahraga (2014) dari Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Persatuan Wartawan Jawa Timur.
4. Penghargaan Narwasita Tantra (2017) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
5. Lencana Jer Basuki Mawa Bea (2021) dari Gubernur Jawa Timur.
6. Penghargaan dari JTV (2022) atas jasanya menangani krisis Covid-19.
7. Lencana Melati (2011) dari organisasi Pramuka.
Baca Juga:
Gus Ipul, Mensos Pengganti Risma yang Pernah Bercita-cita Jadi Guru Madrasah Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)