Jakarta: Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Amien Rais pada Senin, 8 Maret 2021 membahas kematian enam anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI). Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Ngabalin mengatakan pertemuan ini menandakan bahwa Jokowi terbuka kepada semua pihak.
"Presiden berkali-kali mengatakan yang juga dibahas didiskusikan panjang lebar bahwa pemerintah membuka diri memastikan Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) tidak menimbulkan berbagai syak wasangka, kecurigaan," kata Ngabalin saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 9 Maret 2021.
Ngabalin menyebut Amien beberapa kali menebar kecurigaan bahwa pemerintah tak serius menangani kasus penembakan pengikut Rizieq Shihab tersebut. Ngabalin mengatakan bahwa beberapa tudingan hingga kabar tak benar bahkan dikeluarkan TP3 pada Jokowi.
"Kalau Pak Amien itu paling sering menyebarkan syak wasangka dan kecurigaan. Sekarang ada bukti nyata, supaya tahu bahwa Jokowi begitu (terbuka)," ujarnya.
Ngabalin menjelaskan pertemuan ini berawal dari permintaan TP3 sebulan lalu di Bogor. Lantaran banyak kegiatan, Jokowi baru bisa bertemu pada Senin lalu.
"Mereka meminta waktu untuk bertemu kepada presiden, kemudian presiden mengalokasikan waktu untuk bisa menerima Pak Amien dan kawan-kawan," ujarnya.
Baca: Pelaku Unlawful Killing 4 Pengikut Rizieq Terancam Dijerat Pasal Pembunuhan
TP3 meminta pemerintah membuat Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Mereka juga mengotot menyebut tragedi Cikampek KM 50 itu sebagai pelanggaran HAM berat dan akan membawa masalah ini ke Mahkamah HAM internasional.
"Bagi pemerintah (bila dibawa ke Mahkamah HAM Internasional) tidak ada masalah. Namun, kita mendengar pendapat Komnas HAM (bahwa itu bukan pelanggaran HAM berat)," jelas Ngabalin.
Jakarta: Pertemuan Presiden Joko Widodo (
Jokowi) dengan Amien Rais pada Senin, 8 Maret 2021 membahas kematian enam anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI). Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Ngabalin mengatakan pertemuan ini menandakan bahwa Jokowi terbuka kepada semua pihak.
"Presiden berkali-kali mengatakan yang juga dibahas didiskusikan panjang lebar bahwa pemerintah membuka diri memastikan Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) tidak menimbulkan berbagai syak wasangka, kecurigaan," kata Ngabalin saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 9 Maret 2021.
Ngabalin menyebut Amien beberapa kali menebar kecurigaan bahwa pemerintah tak serius menangani kasus penembakan pengikut
Rizieq Shihab tersebut. Ngabalin mengatakan bahwa beberapa tudingan hingga kabar tak benar bahkan dikeluarkan TP3 pada Jokowi.
"Kalau Pak Amien itu paling sering menyebarkan syak wasangka dan kecurigaan. Sekarang ada bukti nyata, supaya tahu bahwa Jokowi begitu (terbuka)," ujarnya.
Ngabalin menjelaskan pertemuan ini berawal dari permintaan TP3 sebulan lalu di Bogor. Lantaran banyak kegiatan, Jokowi baru bisa bertemu pada Senin lalu.
"Mereka meminta waktu untuk bertemu kepada presiden, kemudian presiden mengalokasikan waktu untuk bisa menerima Pak Amien dan kawan-kawan," ujarnya.
Baca:
Pelaku Unlawful Killing 4 Pengikut Rizieq Terancam Dijerat Pasal Pembunuhan
TP3 meminta pemerintah membuat Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Mereka juga mengotot menyebut tragedi Cikampek KM 50 itu sebagai pelanggaran HAM berat dan akan membawa masalah ini ke Mahkamah HAM internasional.
"Bagi pemerintah (bila dibawa ke Mahkamah HAM Internasional) tidak ada masalah. Namun, kita mendengar pendapat Komnas HAM (bahwa itu bukan pelanggaran HAM berat)," jelas Ngabalin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)