Jakarta: Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menilai tidak masalah menggunakan isu agama dalam politik. Namun, dia mengingatkan isu tersebut harus digunakan sesuai kapasitas.
"Memanfaatkan isu agama dalam politik sah-sah saja, asalkan tidak over dosis," kata Baidowi kepada Medcom.id, Senin, 22 Maret 2021.
Menurut dia, isu agama harus digunakan secara proporsional. Dia mencontohkan isu agama digunakan untuk memperjuangkan regulasi bernapaskan agama, seperti Undang-Undang Pesantren.
"Yang tidak boleh itu jika menyebutkan, kalau tidak memilih A bakal dosa dan masuk neraka," ujar wakil ketua badan legislasi (Baleg) DPR ini.
Baca: Menag: Radikalisme Meningkat Jelang Pilpres, Pilgub, dan Pilkada
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyebut isu agama di Indonesia meningkat saat momen pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan kepala daerah (pilkada). Banyak aktor politik memanfaatkan agama untuk kampanye dan membuat radikalisme meningkat.
"Kita lihat saat pemilihan gubernur (DKI) Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dengan Pak Anies Baswedan itu. Bagaimana isu agama menjadi dominan dan itu naik pesat dan itu terulang kembali ketika pilpres kemarin," ujar Yaqut dalam telekonferensi, Minggu, 21 Maret 2021.
Jakarta: Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menilai tidak masalah menggunakan isu agama dalam
politik. Namun, dia mengingatkan isu tersebut harus digunakan sesuai kapasitas.
"Memanfaatkan isu agama dalam politik sah-sah saja, asalkan tidak over dosis," kata Baidowi kepada
Medcom.id, Senin, 22 Maret 2021.
Menurut dia, isu agama harus digunakan secara proporsional. Dia mencontohkan isu agama digunakan untuk memperjuangkan regulasi bernapaskan agama, seperti Undang-Undang Pesantren.
"Yang tidak boleh itu jika menyebutkan, kalau tidak memilih A bakal dosa dan masuk neraka," ujar wakil ketua badan legislasi (Baleg) DPR ini.
Baca: Menag: Radikalisme Meningkat Jelang Pilpres, Pilgub, dan Pilkada
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyebut isu agama di Indonesia meningkat saat momen pemilihan presiden (
pilpres) dan pemilihan kepala daerah (pilkada). Banyak aktor politik memanfaatkan agama untuk kampanye dan membuat radikalisme meningkat.
"Kita lihat saat pemilihan gubernur (DKI) Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dengan Pak Anies Baswedan itu. Bagaimana isu agama menjadi dominan dan itu naik pesat dan itu terulang kembali ketika pilpres kemarin," ujar Yaqut dalam telekonferensi, Minggu, 21 Maret 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)