Jakarta: Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto bahwa Indonesia akan bubar pada 2030, seperti disebut dalam novel Ghost Fleet, dinilai tidak didukung oleh fakta empiris.
Diukur dari Fragile States Index (FSI) atau Indeks Negara Rapuh, kondisi Indonesia justru membaik. Indeks Negara Rapuh merupakan indikator untuk mengukur kerapuhan negara. Indeks kreasi Fund for Peace (FFP), lembaga nonpemerintah berbasis di Washington DC, AS, itu mengukur kerapuhan negara berdasarkan 12 indikator sosial, ekonomi, dan politik.
Indeks ini merangking negara dari yang paling rapuh di urutan teratas hingga yang paling aman di urutan terakhir. Menurut data 2017, peringkat Indonesia meningkat sejak 2006. Dalam data FFP, Indonesia berada di peringkat 94 dengan skor 72,9 atau naik 62 peringkat dari peringkat 32 pada 2006 dengan skor 89,2.
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Muradi melihat Indonesia sebenarnya memang rapuh, tapi mampu melewati 72 tahun sejak 1945. Melihat itu, ia pun berpendapat Indonesia tidak dalam posisi merisaukan.
Baca: NasDem tak Biarkan Indonesia Bubar
"Rapuh karena Indonesia pada dasarnya multietnik. Namun, betapa pun situasinya, Indonesia sebagai bangsa masih tetap di irama yang sama. Maksudnya berbeda, tetapi tetap bareng-bareng," kata Muradi, Jumat, 23 Maret 2018 kemarin.
Terkait pernyataan Prabowo, mengacu hasil riset FFP, Muradi berpandangan bahwa ada rasa optimistis dari seluruh warga negara. "Saya lihat indeks kerapuhan hanya sebuah peringatan."
Senada, dua ormas terbesar Indonesia, NU-Muhammadiyah, pun berkeyakinan ke depan Indonesia akan tetap utuh. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pada dialog NU-Muhammadiyah dalam acara Silaturahim Kebangsaan, kemarin, meyakini hal itu karena Indonesia ialah bangsa yang beriman dan bertakwa.
Baca: Ketua NU dan Muhammadiyah Yakin Indonesia tak Bubar
Oleh sebab itu, ia meminta, baik negara maupun komponen bangsa lainnya, tidak menegasikan eksistensi kita sebagai bangsa beriman dan bertakwa. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj pun meyakini Indonesia akan tetap utuh.
"Syaratnya, bangsa ini beriman, bertakwa, bermoral, dan berbudaya."
Sebelumnya, dalam video yang sempat viral, Prabowo mengacu novel karya PW Singer dan August Cole mengatakan, "Mereka ramalkan 2030, Indonesia tidak ada lagi."
Baca: Surya Paloh Tegaskan Anggapan Indonesia akan Bubar Salah Besar
Dalam novel, dua ahli strategi AS itu menggambarkan skenario perang Tiongkok-AS pada 2030 yang berdampak pada bubarnya Indonesia.
Politisi Gerindra, Ahmad Riza Patria, mengatakan peringatan Prabowo itu bentuk kasih sayang Prabowo kepada Indonesia. "Ini lho, ada prediksi seperti ini, masak kita diam. Kita harus lakukan sesuatu," ujarnya.
Jakarta: Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto bahwa Indonesia akan bubar pada 2030, seperti disebut dalam novel Ghost Fleet, dinilai tidak didukung oleh fakta empiris.
Diukur dari Fragile States Index (FSI) atau Indeks Negara Rapuh, kondisi Indonesia justru membaik. Indeks Negara Rapuh merupakan indikator untuk mengukur kerapuhan negara. Indeks kreasi Fund for Peace (FFP), lembaga nonpemerintah berbasis di Washington DC, AS, itu mengukur kerapuhan negara berdasarkan 12 indikator sosial, ekonomi, dan politik.
Indeks ini merangking negara dari yang paling rapuh di urutan teratas hingga yang paling aman di urutan terakhir. Menurut data 2017, peringkat Indonesia meningkat sejak 2006. Dalam data FFP, Indonesia berada di peringkat 94 dengan skor 72,9 atau naik 62 peringkat dari peringkat 32 pada 2006 dengan skor 89,2.
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Muradi melihat Indonesia sebenarnya memang rapuh, tapi mampu melewati 72 tahun sejak 1945. Melihat itu, ia pun berpendapat Indonesia tidak dalam posisi merisaukan.
Baca: NasDem tak Biarkan Indonesia Bubar
"Rapuh karena Indonesia pada dasarnya multietnik. Namun, betapa pun situasinya, Indonesia sebagai bangsa masih tetap di irama yang sama. Maksudnya berbeda, tetapi tetap bareng-bareng," kata Muradi, Jumat, 23 Maret 2018 kemarin.
Terkait pernyataan Prabowo, mengacu hasil riset FFP, Muradi berpandangan bahwa ada rasa optimistis dari seluruh warga negara. "Saya lihat indeks kerapuhan hanya sebuah peringatan."
Senada, dua ormas terbesar Indonesia, NU-Muhammadiyah, pun berkeyakinan ke depan Indonesia akan tetap utuh. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pada dialog NU-Muhammadiyah dalam acara Silaturahim Kebangsaan, kemarin, meyakini hal itu karena Indonesia ialah bangsa yang beriman dan bertakwa.
Baca: Ketua NU dan Muhammadiyah Yakin Indonesia tak Bubar
Oleh sebab itu, ia meminta, baik negara maupun komponen bangsa lainnya, tidak menegasikan eksistensi kita sebagai bangsa beriman dan bertakwa. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj pun meyakini Indonesia akan tetap utuh.
"Syaratnya, bangsa ini beriman, bertakwa, bermoral, dan berbudaya."
Sebelumnya, dalam video yang sempat viral, Prabowo mengacu novel karya PW Singer dan August Cole mengatakan, "Mereka ramalkan 2030, Indonesia tidak ada lagi."
Baca: Surya Paloh Tegaskan Anggapan Indonesia akan Bubar Salah Besar
Dalam novel, dua ahli strategi AS itu menggambarkan skenario perang Tiongkok-AS pada 2030 yang berdampak pada bubarnya Indonesia.
Politisi Gerindra, Ahmad Riza Patria, mengatakan peringatan Prabowo itu bentuk kasih sayang Prabowo kepada Indonesia. "Ini lho, ada prediksi seperti ini, masak kita diam. Kita harus lakukan sesuatu," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DMR)