Jakarta: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengungkapkan, target keterwakilan perempuan di parlemen sebesar 30 persen masih belum tercapai. Sejumlah kendala dan hambatan masih menghantui perempuan yang ingin masuk ke dalam parlemen.
"Kita bisa ada kenaikan sedikit. Tapi belum memenuhi target, karena target kita adalah 30 persen," kata Yohana dalam pembukaan Peningkatan Kapasitas Perempuan Anggota DPR, DPD, dan DPRD Hasil Pemilu 2019, Senin, 2 September 2019. 
Yohanna menjelaskan, kementerian di bawahnya juga sudah membuat rancangan besar terkait keterwakilan perempuan dalam parlemen untuk disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Tujuannya untuk mengedukasi perempuan agar berani muncul untuk mendaftarkan diri menjadi calon anggota legislatif.
Menurut Yohana, ada beberapa kendala yang ditemui perempuan yang ingin masuk dalam parlemen. Di antaranya, adalah belum ada kesadaran penuh dari kaum perempuan untuk memilih sesama jenis, serta perempuan yang ingin maju sebagai caleg juga hanya memiliki dana terbatas.
"Mereka masih memilih laki-laki dan juga banyak masuk ke saya, bahwa banyak suami yang tak mendukung istri agar maju," ungkap dia.
Kendati demikian, saat ini keterwakilan perempuan di DPR mengalami kenaikan sekitar 3 persen. Pada periode 2019-2024, persentase anggota DPR perempuan mencapai 20,5 persen, naik sekitar 3 persen dari periode sebelumnya (2014-2019) yang hanya mencatat 17,6 persen. 
Sementara, untuk anggota DPD perempuan, dari 26 persen (2014-2019) menjadi 30,14 persen (2019-2024). Menurut Yohana, kenaikan persentase ini tak lepas dari kesadaran perempuan untuk turut berperan di dalam parlemen.
"Persentase ini saya pikir karena seluruh perempuan di Indonesia sudah menyadari bahwa perempuan mulai diperhitungkan oleh dunia," kata dia.  
  
  
    Jakarta: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengungkapkan, target keterwakilan perempuan di parlemen sebesar 30 persen masih belum tercapai. Sejumlah kendala dan hambatan masih menghantui perempuan yang ingin masuk ke dalam parlemen. 
"Kita bisa ada kenaikan sedikit. Tapi belum memenuhi target, karena target kita adalah 30 persen," kata Yohana dalam pembukaan Peningkatan Kapasitas Perempuan Anggota DPR, DPD, dan DPRD Hasil Pemilu 2019, Senin, 2 September 2019.  
Yohanna menjelaskan, kementerian di bawahnya juga sudah membuat rancangan besar terkait keterwakilan perempuan dalam parlemen untuk disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Tujuannya untuk mengedukasi perempuan agar berani muncul untuk mendaftarkan diri menjadi calon anggota legislatif.
Menurut Yohana, ada beberapa kendala yang ditemui perempuan yang ingin masuk dalam parlemen. Di antaranya, adalah belum ada kesadaran penuh dari kaum perempuan untuk memilih sesama jenis, serta perempuan yang ingin maju sebagai caleg juga hanya memiliki dana terbatas. 
"Mereka masih memilih laki-laki dan juga banyak masuk ke saya, bahwa banyak suami yang tak mendukung istri agar maju," ungkap dia. 
Kendati demikian, saat ini keterwakilan perempuan di DPR mengalami kenaikan sekitar 3 persen. Pada periode 2019-2024, persentase 
anggota DPR perempuan mencapai 20,5 persen, naik sekitar 3 persen dari periode sebelumnya (2014-2019) yang hanya mencatat 17,6 persen.  
Sementara, untuk anggota DPD perempuan, dari 26 persen (2014-2019) menjadi 30,14 persen (2019-2024). Menurut Yohana, kenaikan persentase ini tak lepas dari kesadaran perempuan untuk turut berperan di dalam parlemen. 
"Persentase ini saya pikir karena seluruh perempuan di Indonesia sudah menyadari bahwa perempuan mulai diperhitungkan oleh dunia," kata dia. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DMR)