Jakarta: Modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dinilai mendesak meski Indonesia sedang tak berperang. Peremajaan senjata penting guna mengantisipasi ancaman keamanan di Tanah Air.
“Persepsi keliru modernisasi alutsista tidak dibutuhkan karena tidak ada perang,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Rizal Darma Putra, dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 Juni 2021.
Rizal menuturkan tiga jenis ancaman keamanan di Indonesia. Ketiganya ialah ancaman aktual, potensial, dan hibrida.
Baca: Investasi Alutsista Diharap Selesaikan Persoalan Pertahanan
Contoh ancaman aktual berupa potensi konflik di Laut China Selatan dan perairan Natuna, Kepulauan Riau. Kemudian, pelanggaran wilayah perbatasan atau intervensi asing, separatisme dan pemberontakan bersenjata, terorisme, serta radikalisme
Ancaman aktual nonmiliter saat ini di antaranya ancaman siber, intelijen dan spionase, serta ancaman psikologikal. Kemudian, masalah bencana alam dan lingkungan. “Serta perompakan dan pencurian kekayaan alam,” papar Rizal.
Rizal mengatakan jenis kedua ialah ancaman potensial. Contohnya, perang konvensional atau konflik terbuka seperti invasi asing dan ancaman senjata nuklir. Sementara itu, ancaman nonmiliternya adalah krisis ekonomi dan imigran asing.
“Jenis ketiga ancaman hibrida yaitu serangan senjata biologis dan wabah penyakit” tutur Rizal.
Jakarta: Modernisasi alat utama sistem persenjataan (
alutsista) dinilai mendesak meski Indonesia sedang tak berperang. Peremajaan senjata penting guna mengantisipasi ancaman keamanan di Tanah Air.
“Persepsi keliru modernisasi
alutsista tidak dibutuhkan karena tidak ada perang,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Rizal Darma Putra, dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 Juni 2021.
Rizal menuturkan tiga jenis ancaman keamanan di Indonesia. Ketiganya ialah ancaman aktual, potensial, dan hibrida.
Baca:
Investasi Alutsista Diharap Selesaikan Persoalan Pertahanan
Contoh ancaman aktual berupa potensi konflik di Laut China Selatan dan perairan Natuna, Kepulauan Riau. Kemudian, pelanggaran wilayah perbatasan atau intervensi asing, separatisme dan pemberontakan bersenjata, terorisme, serta radikalisme
Ancaman aktual nonmiliter saat ini di antaranya ancaman siber, intelijen dan spionase, serta ancaman psikologikal. Kemudian, masalah bencana alam dan lingkungan. “Serta perompakan dan pencurian kekayaan alam,” papar Rizal.
Rizal mengatakan jenis kedua ialah ancaman potensial. Contohnya, perang konvensional atau konflik terbuka seperti invasi asing dan ancaman senjata nuklir. Sementara itu, ancaman nonmiliternya adalah krisis ekonomi dan imigran asing.
“Jenis ketiga ancaman hibrida yaitu serangan senjata biologis dan wabah penyakit” tutur Rizal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADN)