Investasi Alutsista Diharap Selesaikan Persoalan Pertahanan

Jakarta: Masalah di sektor keamanan Indonesia diharapkan terjawab melalui proyeksi pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk 25 tahun ke depan. Modernisasi alutsista dinilai sudah mendesak. “Kami berharap (investasi pertahanan) menyelesaikan beberapa persoalan di sektor pertahanan yang menonjol,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Rizal Darma Putra, dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 Juni 2021. Rizal menyebut investasi 25 tahun itu mendorong pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) TNI. Pelaksanaannya harus lebih cepat, terarah, sinergis, dan menguntungkan. “Kemudian berkontribusi terhadap industri pertahanan dalam negeri,” papar dia. Baca: Proyeksi Seperempat Abad Alutsista Dinilai Ideal Proyeksi pengadaan alutsista juga ditargetkan memudahkan pembangunan sistem alpalhankam TNI. Sehingga, menjadi solusi bagi masalah interoperabilitas atau kebutuhan terpadu antaralutsista. “Lalu menyerap banyak lapangan kerja baru dan menggerakan ekonomi nasional,” tutur Rizal. Sebelumnya, Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Alpalhankam memproyeksikan pengadaan alutsista 25 tahun ke depan. Pembelian alutsista bakal dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) 2019-2024.   "Jadi, kita belanja (alutsista) pada renstra pertama untuk kebutuhan 25 tahun," kata juru bicara (jubir) Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 Juni 2021.   Dia menjelaskan Prabowo membuat rencana tersebut agar pengadaan peralatan pertahanan dilakukan dalam satu gelombang. Setelah itu, Indonesia fokus pada perawatan alutsista.