Jakarta: Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan masyarakat tidak mengaktualisasikan eksistensinya dengan membuat aktivitas yang menonjolkan hal-hal yang eksklusif. Memperlihatkan karakteristik lokal dan identitas secara berlebihan dikhawatirkan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
"Ekspose yang menonjolkan hal-hal yang eksklusif, seperti misalnya karakteristik lokal dan identitas yang dimiliki, yang dilakukan secara berlebihan sangat berpotensi melemahkan persatuan dan kesatuan nasional bagi bangsa yang majemuk seperti negeri yang kita cintai ini," kata Ma'ruf dalam Kongres ke-6 Ikatan Alumni Universitas Kristen Indonesia (IKA UKI) secara daring, Sabtu, 27 Februari 2021.
Baca: Wapres: Jangan Khawatir Divaksin Massal
Menurut dia, sebagai generasi penerus, seluruh elemen bangsa wajib menjaga kesepakata bangsa yang menjadi kerangka dasar dari kebangsaan dan sistem ketatanegaraan Indonesia. Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika harus menjadi pegangan.
"Caranya tentu tidak cukup hanya dengan menghafal atau mencatatnya sebagai rujukan saja, tetapi dengan mengaplikasikannya dalam berbagai aspek kebijakan maupun sikap dan perilaku bermasyarakat dan bernegara," papar dia.
Indonesia, akta dia, yang sering dijadikan contoh bagaimana kerukunan nasional dibangun. Ma'ruf berharap seluruh masyarakat menjaga kesepakatan yang menjadi dasar kebangsaan dan kenegaraan dalam bingkai politis, yuridis, sosiologis, dan teologis.
Ia mengakui derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang menimbulkan disrupsi membawa tantangan bagi masyarakat, budaya, dan pemerintahan. Merawat kesepakatan nasional dari pendiri bangsa diperlukan sebagai benteng pertahanan.
"Kita patut bersyukur bahwa para pendiri bangsa Indonesia yang memiliki beragam latar belakang budaya, bahasa, dan agama mendirikan NKRI atas dasar kesepakatan-kesepakatan dasar yang kokoh," jelas Ma'ruf.
Jakarta: Wakil Presiden
Ma’ruf Amin mengingatkan masyarakat tidak mengaktualisasikan eksistensinya dengan membuat aktivitas yang menonjolkan hal-hal yang eksklusif. Memperlihatkan karakteristik lokal dan identitas secara berlebihan dikhawatirkan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
"Ekspose yang menonjolkan hal-hal yang eksklusif, seperti misalnya karakteristik lokal dan identitas yang dimiliki, yang dilakukan secara berlebihan sangat berpotensi melemahkan persatuan dan kesatuan nasional bagi bangsa yang majemuk seperti negeri yang kita cintai ini," kata Ma'ruf dalam Kongres ke-6 Ikatan Alumni Universitas Kristen Indonesia (IKA UKI) secara daring, Sabtu, 27 Februari 2021.
Baca:
Wapres: Jangan Khawatir Divaksin Massal
Menurut dia, sebagai generasi penerus, seluruh elemen bangsa wajib menjaga kesepakata bangsa yang menjadi kerangka dasar dari kebangsaan dan sistem ketatanegaraan Indonesia. Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika harus menjadi pegangan.
"Caranya tentu tidak cukup hanya dengan menghafal atau mencatatnya sebagai rujukan saja, tetapi dengan mengaplikasikannya dalam berbagai aspek kebijakan maupun sikap dan perilaku bermasyarakat dan bernegara," papar dia.
Indonesia, akta dia, yang sering dijadikan contoh bagaimana kerukunan nasional dibangun. Ma'ruf berharap seluruh masyarakat menjaga kesepakatan yang menjadi dasar kebangsaan dan kenegaraan dalam bingkai politis, yuridis, sosiologis, dan teologis.
Ia mengakui derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang menimbulkan disrupsi membawa tantangan bagi masyarakat, budaya, dan pemerintahan. Merawat kesepakatan nasional dari pendiri bangsa diperlukan sebagai benteng pertahanan.
"Kita patut bersyukur bahwa para pendiri bangsa Indonesia yang memiliki beragam latar belakang budaya, bahasa, dan agama mendirikan NKRI atas dasar kesepakatan-kesepakatan dasar yang kokoh," jelas Ma'ruf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)