medcom.id, Jakarta: Dana haji dinilai lebih menguntungkan jika diinvestasikan di sektor konstruksi dan properti. Hal itu berbeda dengan wacana pemerintah yang berniat menanamnya di bidang infrastruktur.
"Yang paling menguntungkan memang bertaruh di properti," kata Peneliti INDEF, Bhima Yudistira dalam sebuah diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu 6 Agustus 2017.
Baca: Indonesia bisa Contoh Malaysia dalam Mengelola Dana Haji
Menurut dia, investasi ini telah dilakukan oleh Malaysia. Negeri Jiran itu, kata dia, mayoritas dana haji diinvestasikan ke saham. "20 persen dibagi-bagi ke sektor properti," ujarnya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menyebut dana haji yang mencapai Rp90 triliun bisa menjadi potensi besar untuk dimanfaatkan pemerintah. Ia ingin dana tersebut 'ditanam' ke proyek pembangunan nasional yang menguntungkan negara.
Menurut Bhima, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai pihak yang berwenang mengelola keuangan haji harus membandingkan instrumen investasi yang memiliki tingkat keuntungan tinggi.
Baca: BPKH Jamin Pengelolaan Dana Haji Transparan
Ia menilai investasi di sektor infrastruktur cukup berisiko. Dari data INDEF, pemerintah Indonesia berutang hingga Rp1.000 triliun untuk pembangunan di sektor infrastruktur sejak tahun 2014. Sedangkan, yang telah berhasil terbangun hingga kini baru sembilan persen.
Salah satu proyek yang tersendat saat ini, kata dia, ialah pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung karena terkendala masalah pembebasan lahan. "Masih ada 64 persen lagi yang masih dalam tahap perencanaan dan lelang," kata Bhima.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/9K5jPJ0N" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Dana haji dinilai lebih menguntungkan jika diinvestasikan di sektor konstruksi dan properti. Hal itu berbeda dengan wacana pemerintah yang berniat menanamnya di bidang infrastruktur.
"Yang paling menguntungkan memang bertaruh di properti," kata Peneliti INDEF, Bhima Yudistira dalam sebuah diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu 6 Agustus 2017.
Baca:
Indonesia bisa Contoh Malaysia dalam Mengelola Dana Haji
Menurut dia, investasi ini telah dilakukan oleh Malaysia. Negeri Jiran itu, kata dia, mayoritas dana haji diinvestasikan ke saham. "20 persen dibagi-bagi ke sektor properti," ujarnya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menyebut dana haji yang mencapai Rp90 triliun bisa menjadi potensi besar untuk dimanfaatkan pemerintah. Ia ingin dana tersebut 'ditanam' ke proyek pembangunan nasional yang menguntungkan negara.
Menurut Bhima, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai pihak yang berwenang mengelola keuangan haji harus membandingkan instrumen investasi yang memiliki tingkat keuntungan tinggi.
Baca:
BPKH Jamin Pengelolaan Dana Haji Transparan
Ia menilai investasi di sektor infrastruktur cukup berisiko. Dari data INDEF, pemerintah Indonesia berutang hingga Rp1.000 triliun untuk pembangunan di sektor infrastruktur sejak tahun 2014. Sedangkan, yang telah berhasil terbangun hingga kini baru sembilan persen.
Salah satu proyek yang tersendat saat ini, kata dia, ialah pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung karena terkendala masalah pembebasan lahan. "Masih ada 64 persen lagi yang masih dalam tahap perencanaan dan lelang," kata Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)
