Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie). Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie). Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto

Konsistensi Prokes Mutlak di Tengah Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19

Fachri Audhia Hafiez • 30 September 2021 07:36
Jakarta: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menilai gelombang ketiga covid-19 merupakan ancaman serius. Antisipasi lewat penegakan aturan pengendalian covid-19 mutlak dan mesti berjalan konsisten.
 
"Disiplin ketat pada protokol kesehatan (prokes) adalah keharusan, jadikan sebagai norma baru dan langkah pertama antisipasi," kata Rerie melalui keterangan tertulis, Kamis, 30 September 2021.
 
Rerie melihat masyarakat di beberapa daerah mulai lengah menjalankan kewajiban protokol kesehatan. Terdapat kecenderungan pelanggaran yang bisa berakibat fatal dalam upaya penanganan covid-19.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap pemangku kepentingan lebih tegas menegakkan aturan pengendalian covid-19. Indonesia seharusnya bisa belajar dari dua fase gelombang kasus covid-19 sebelumnya.
 
Gelombang pertama kasus covid-19 terjadi pada Januari 2021, dengan angka kasus mingguan mencapai 89 ribu. Puncak kedua terjadi pada Juli 2021, dengan angka kasus mingguan 253 ribu.
 
"Bersyukur kita mampu melalui situasi kritis tersebut," ujar Rerie.
 
Anggota Dewan Redaksi Media Group, Abdul Kohar, menilai semua pihak perlu fokus untuk tercapainya situasi pandemi menjadi endemi. Terlebih, Indonesia punya 'penyakit kambuhan' yang membuat capaian keberhasilan terhalang.
 
"Dalam setiap upaya menghadapi transisi, menjelang keberhasilan seringkali muncul inkonsistensi dalam tindakan kita," ucap Kohar.
 
Dia berharap seluruh elemen masyarakat berkomitmen memperkuat konsistensi pengendalian penularan covid-19. Termasuk, mematuhi hal yang boleh dan dilarang pada penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di masing-masing daerah.
 
"Kesabaran dalam menjalani PPKM berlevel ini sangat diperlukan untuk mempertahankan konsistensi dalam pengendalian covid-19," kata Kohar.
 
Ahli Biostatistik dan Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mengatakan kenaikan kasus dipicu mobilitas masyarakat yang tinggi. Kondisi itu berpotensi terjadi pada libur akhir tahun 2021
 
"Bila tidak hati-hati kita menyikapi kondisi tersebut akan berpotensi meningkatkan kasus positif covid-19. Jangan sampai terjadi lagi," ujar Windhu.
 
Indonesia, kata Windhu, belum sepenuhnya terlindungi covid-19. Sebab, vaksin pada masyarakat belum menyeluruh.
 
Selain itu, pelonggaran sejumlah sektor kegiatan masyarakat harus terus diawasi pelaksanaannya. Kegiatan masyarakat harus terkontrol dan pengawasan protokol kesehatan (prokes) mesti optimal walau masyarakat dibekali aplikasi PeduliLindungi.
 
"Kita juga punya aplikasi PeduliLindungi untuk melakukan pengawasan, tetapi perlu perluasan penggunaannya lebih banyak di area publik," ujar Windhu.
 
Baca: Antisipasi Gelombang Ketiga, Aparat Harus Tegas Kepada Pelanggar Prokes
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan