Jakarta: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi 98 perwira, salah satunya Kapolda Sumatra Selatan Irjen Eko Indra Heri. Keputusan tersebut harus jadi pembelajaran perwira Korps Bhayangkara supaya hati-hati bertugas.
"Setiap pimpinan harus sangat berhati-hati mengambil kebijakan dan mengejar performa yang sebaik-baiknya,” kata Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni melalui keterangan tertulis, Kamis, 26 Agustus 2021.
Politikus Partai NasDem itu menilai mutasi Eko tak lepas dari polemik sumbangan fiktif Rp2 triliun keluarga Akidi Tio. Tak heran, Kapolri memutuskan merotasi Eko.
“Apakah peristiwa sumbangan fiktif Rp2 triliun adalah penyebab mutasi ini? sangat mungkin, dan menurut saya ini keputusan yang cukup beralasan," ungkap dia.
Baca: Polri Bantah Pemindahan Kapolda Sumsel Terkait Bantuan Rp2 Triliun
Selain itu, Sahroni menyoroti sosok pengganti Eko, yakni Irjen Toni. Mantan ajudan Wakil Presiden ke-12 Jusuf Kalla itu dinilai orang yang tepat sebagai Kapolda Sumatra Selatan.
"Beliau orang yang bekerja konkret, tegas, namun sangat humanis, sangat sejalan dengan visi Presisi Kapolri yang mengutamakan restorative justice," ujar Sahroni.
Kapolri merotasi sejumlah posisi Kapolda dan Kapolres. Rotasi tercantum dalam Surat Telegram (ST) Nomor ST/1701/VIII/KEP2021.
Berdasarkan SE Kapolri yang ditandatangani Asisten SDM, Kapolri Irjen Pol Wahyu Widada pada 25 Agustus 2021, itu, Eko menjabat sebagai Karosahli Kapolri.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Jakarta: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi 98 perwira, salah satunya
Kapolda Sumatra Selatan Irjen Eko Indra Heri. Keputusan tersebut harus jadi pembelajaran perwira Korps Bhayangkara supaya hati-hati bertugas.
"Setiap pimpinan harus sangat berhati-hati mengambil kebijakan dan mengejar performa yang sebaik-baiknya,” kata Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni melalui keterangan tertulis, Kamis, 26 Agustus 2021.
Politikus Partai NasDem itu menilai mutasi Eko tak lepas dari
polemik sumbangan fiktif Rp2 triliun keluarga Akidi Tio. Tak heran, Kapolri memutuskan merotasi Eko.
“Apakah peristiwa sumbangan fiktif Rp2 triliun adalah penyebab mutasi ini? sangat mungkin, dan menurut saya ini keputusan yang cukup beralasan," ungkap dia.
Baca:
Polri Bantah Pemindahan Kapolda Sumsel Terkait Bantuan Rp2 Triliun
Selain itu, Sahroni menyoroti sosok pengganti Eko, yakni Irjen Toni. Mantan ajudan Wakil Presiden ke-12 Jusuf Kalla itu dinilai orang yang tepat sebagai Kapolda Sumatra Selatan.
"Beliau orang yang bekerja konkret, tegas, namun sangat humanis, sangat sejalan dengan visi Presisi Kapolri yang mengutamakan
restorative justice," ujar Sahroni.
Kapolri merotasi sejumlah posisi Kapolda dan Kapolres. Rotasi tercantum dalam Surat Telegram (ST) Nomor ST/1701/VIII/KEP2021.
Berdasarkan SE Kapolri yang ditandatangani Asisten SDM, Kapolri Irjen Pol Wahyu Widada pada 25 Agustus 2021, itu, Eko menjabat sebagai Karosahli Kapolri.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)