Jakarta: Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philip Jusario Vermonte meminta pemerintah belajar dari negara lain dalam menangani pandemi penyakit. Sistem penanggulangan tak bisa dibentuk secepat kilat kalah negara dilanda wabah, seperti pandemi virus korona (covid-19).
“Harus dibangun sejak lama. Tidak bisa saat krisis baru dibangun sistem yang baik,” kata Philip dalam siaran Smart FM, Jakarta, Sabtu 11 April 2020.
Philip mencontohkan Korea Selatan yang sempat dihantam pandemi severe acute respiratory syndrome (SARS) pada 2003. Kala itu, kata Philip, situasi di Negeri Ginseng mirip dengan Indonesia.
“Banyak masyarakat meninggal termasuk dokter, perawat, meninggal,” ujarnya.
Baca: Wabah Covid-19 Menunjukkan Indonesia Masih Ketergantungan Teknologi Asing
Kejadian 17 tahun lalu itu membuat Korea Selatan lebih sigap saat menghadapi pandemi penyakit. Mereka mulai menyediakan stok alat pelindung diri (APD) dan protokol kesehatan.
“Indonesia belum punya pengalaman itu tapi kita semua harus sadar dengan yang terjadi di dunia luar,” tegas Philip.
Negara lain seperti Singapura dan Selandia Baru bisa dijadikan panutan alternatif. Selandia Baru juga tergolong sukses menekan laju korona dengan kasus meninggal sebanyak empat orang dari 1.312 kasus hingga Sabtu, 11 April pagi.
“Waktu (korona) di Wuhan di Desember seharusnya kita punya alert (kasusnya) akan besar,” tutur Philip.
Jakarta: Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philip Jusario Vermonte meminta pemerintah belajar dari negara lain dalam menangani pandemi penyakit. Sistem penanggulangan tak bisa dibentuk secepat kilat kalah negara dilanda wabah, seperti pandemi
virus korona (covid-19).
“Harus dibangun sejak lama. Tidak bisa saat krisis baru dibangun sistem yang baik,” kata Philip dalam siaran Smart FM, Jakarta, Sabtu 11 April 2020.
Philip mencontohkan Korea Selatan yang sempat dihantam pandemi
severe acute respiratory syndrome (SARS) pada 2003. Kala itu, kata Philip, situasi di Negeri Ginseng mirip dengan Indonesia.
“Banyak masyarakat meninggal termasuk dokter, perawat, meninggal,” ujarnya.
Baca:
Wabah Covid-19 Menunjukkan Indonesia Masih Ketergantungan Teknologi Asing
Kejadian 17 tahun lalu itu membuat Korea Selatan lebih sigap saat menghadapi pandemi penyakit. Mereka mulai menyediakan stok alat pelindung diri (APD) dan protokol kesehatan.
“Indonesia belum punya pengalaman itu tapi kita semua harus sadar dengan yang terjadi di dunia luar,” tegas Philip.
Negara lain seperti Singapura dan Selandia Baru bisa dijadikan panutan alternatif. Selandia Baru juga tergolong sukses menekan laju korona dengan kasus meninggal sebanyak empat orang dari 1.312 kasus hingga Sabtu, 11 April pagi.
“Waktu (korona) di Wuhan di Desember seharusnya kita punya
alert (kasusnya) akan besar,” tutur Philip.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)