Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng di Newsmaker Medcom.id, Sabtu, 13 Maret 2021.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng di Newsmaker Medcom.id, Sabtu, 13 Maret 2021.

Era SBY Usai, AHY Lokomotif Baru yang Dibutuhkan Demokrat

Anggi Tondi Martaon • 13 Maret 2021 23:24
Jakarta: Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng membantah kritik politik dinasti terbentuk di kepengurusan hasil Kongres Ke-V 2020. Partai lambang bintang mercy itu membutuhkan lokomotif baru pengganti sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
 
Kongres Ke-V Demokrat 2020 menetapkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum (Ketum) periode 2020-2025. Putra sulung SBY itu dinobatkan sebagai lokomotif baru secara aklamasi.
 
"Ya bukan dong (karena anak SBY). Kita ini butuh lokomotif baru, SBY sudah selesai," kata Andi dalam Newsmaker Medcom.id, Sabtu, 13 Maret 2021.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu menyebut Demokrat ingin lokomotif baru ini memberikan efek ekor jas pada elektabilitas partai. Seperti daya tarik SBY yang berdampak pada suara Demokrat pada Pemilu 2004 dan 2009.
 
Saat 2004, Demokrat sebagai partai yang baru pertama kali mengikuti Pemilu mampu mendapatkan 7,5 persen suara nasional. Setelah berhasil menjabat sebagai Presiden ke-6 Indonesia, efek ekor jas SBY semakin melambungkan elektabilitas Demokrat. Bahkan mampu memperoleh suara sekitar 20 persen lebih pada 2009.
 
Hal itu lah yang ingin diulang oleh Demokrat ketika menunjuk AHY. Sebab, tidak ada kader yang mampu menandingi elektabilitas mantan Komandan Koordinator Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) itu pada Kongres Ke-V berlangsung.
 
"Sekarang di antara generasi muda Demokrat, siapa yang bisa menjadi lokomotif? Jelas bukan Pak Marzuki, jelas bukan Jhoni Allen. Saya sudah lewat masanya. Yang mana yang paling bagus di muka publik, ya AHY," ungkap dia.
 
Baca: Andi Mallarangeng: Jhoni Allen Baru Kritis Setelah Datang Pembeli Partai
 
Andi menyampaikan, Demokrat juga ingin menjadi salah satu pemeran utama dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sebab, bakal terjadi regenerasi kepemimpinan nasional. Maka, sosok AHY dipersiapkan dari sekarang menghadapi kontestasi nasional tersebut.
 
"Kita ingin orang muda yang memimpin Demokrat, yang bisa bersaing di 2024," sebut dia.
 
Di sisi lain, Andi menyindir kubu Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatra Utara, sebelah yang justru memilih Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Ketum. Elektabilitas mantan Panglima TNI itu bahkan hanya 0,8 persen.
 
"Lalu sekarang kenapa memilih Moeldoko? Pernah enggak dia berjasa ke Demokrat? Tahu enggak dia manifesto Demokrat? Pasti enggak tau. Bisa enggak kasih efek ekor jas, ya tidak," kata Andi heran.
 
Dia pun mengungkap pengalaman Moeldoko yabg sempat menjadi kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Partai yang masuk DPR pada 2014-2019 itu justru tidak lolos ambang batas parlemen pada Pemilu 2019.
 
"Contoh dia pernah ikut Hanura. Sudah, nol koma (elektabilitas Moeldoko). Masa begitu (tetap dipilih jadi Ketum)," ujar Andi yang diikuti oleh tawa khasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan