Jakarta: Desain pembagian bantuan sosial (bansos) negara berkekuatan finansial kuat dinilai cukup bagus. Pasalnya, birokrasi dari perencanaan hingga penyaluran bantuan tak panjang.
"Di banyak negara sebetulnya, terutama kekuatan fiskal besar itu desainnya dibuat sederhana. Tidak banyak melibatkan birokrasi," kata pegiat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, dalam diskusi virtual, Sabtu, 31 Juli 2021.
Dia menyebut tak banyaknya birokrasi yang terlibat bahkan saat penentuan penerima dan jumlah besaran bantuan yang diberikan. Sehingga, proses penyaluran tepat.
"Misalnya Malaysia, itu desain khusus covid-19 ya, 40 persen masyarakat berpendapatan menengah ke bawah dan 40 persen di atasnya, itu masing-masing mendapat sekian ringgit Malaysia," ungkap dia.
(Baca: Efektivitas Fungsi Bansos Terhadap Ekonomi Dipertanyakan)
Sehingga, tidak ada pihak yang protes dengan pembagian bantuan tersebut. Bahkan, potensi penyelewengan dinilai cukup kecil.
"Potensi penyelewengan lebih kecil," ujar dia.
Hal berbeda terjadi di Indonesia dengan kekuatan finansial yang tak besar. Indonesia tak bisa memberikan bantuan kepada seluruh kelompok masyarakat yang terkena dampak pandemi. Akibatnya, pemerintah harus selektif memilih pihak yang mendapatkan bansos.
"Misalnya BST (bantuan sosial tunai), itu kan dengan kriteria tertentu yang itu proses pemilihan siapa yang dapat itu krusial," ujar Khudori.
Jakarta: Desain pembagian
bantuan sosial (bansos) negara berkekuatan finansial kuat dinilai cukup bagus. Pasalnya, birokrasi dari perencanaan hingga penyaluran bantuan tak panjang.
"Di banyak negara sebetulnya, terutama kekuatan fiskal besar itu desainnya dibuat sederhana. Tidak banyak melibatkan birokrasi," kata pegiat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, dalam diskusi virtual, Sabtu, 31 Juli 2021.
Dia menyebut tak banyaknya birokrasi yang terlibat bahkan saat penentuan penerima dan jumlah besaran bantuan yang diberikan. Sehingga, proses penyaluran tepat.
"Misalnya Malaysia, itu desain khusus
covid-19 ya, 40 persen masyarakat berpendapatan menengah ke bawah dan 40 persen di atasnya, itu masing-masing mendapat sekian ringgit Malaysia," ungkap dia.
(Baca:
Efektivitas Fungsi Bansos Terhadap Ekonomi Dipertanyakan)
Sehingga, tidak ada pihak yang protes dengan pembagian bantuan tersebut. Bahkan, potensi penyelewengan dinilai cukup kecil.
"Potensi penyelewengan lebih kecil," ujar dia.
Hal berbeda terjadi di Indonesia dengan kekuatan finansial yang tak besar. Indonesia tak bisa memberikan bantuan kepada seluruh kelompok masyarakat yang terkena dampak pandemi. Akibatnya, pemerintah harus selektif memilih pihak yang mendapatkan bansos.
"Misalnya BST (bantuan sosial tunai), itu kan dengan kriteria tertentu yang itu proses pemilihan siapa yang dapat itu krusial," ujar Khudori.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)