Jakarta: Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno Laksono menyebut anggaran pertahanan Indonesia sangat besar. Bahkan, anggaran yang dikelola Kementerian Pertahanan itu merupakan yang terbesar dibandingkan pos kementerian lainnya, yakni mencapai Rp134 triliun.
Dengan anggaran tersebut, kata Dave, seharusnya bisa dioptimalkan untuk membeli produk-produk dalam negeri. Secara khusus, terkait kebutuhan militer, yakni perlengkapan prajurit, belanja kementerian bisa lebih berpihak pada industri dalam negeri.
"Semestinya ya begitu. Anggaran untuk pertahanan sangat besar, harus optimal untuk belanja di dalam negeri," ujar Dave kepada Media Indonesia, Rabu, 15 Maret 2023.
Menurut Dave, saat ini industri dalam negeri sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi kebutuhan pertahanan, apalagi perlengkapan prajurit. Sehingga, sangat disayangkan bila belanja pertahanan masih lebih banyak untuk produk luar negeri.
"Produk-produk tertentu sudah bisa dibuat sepenuhnya dalam negeri," ujarnya.
Politikus Golkar itu mendorong pemerintah untuk terus mendukung industri pertahanan dalam negeri. Bukan hanya BUMN, tetapi swasta perlu mendapat dukungan baik berupa insentif pajak, permodalan dan lainnya.
"Pemerintah bisa memberikan dukungan di bidang R&D, agar swasta bisa segera mass produce barang-barang yang sesuai kebutuhan TNI. Atau insentif pajak, dukungan permodalan, dan perlindungan dalam perdagangan akan produk lokal," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyentil pembelian produk luar negeri. Ia mengingatkan agar barang-barang seperti sepatu dan senjata untuk prajurit dapat menggunakan barang hasil produksi dalam negeri.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Jakarta: Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno Laksono menyebut anggaran pertahanan Indonesia sangat besar. Bahkan, anggaran yang dikelola Kementerian Pertahanan itu merupakan yang terbesar dibandingkan pos kementerian lainnya, yakni mencapai Rp134 triliun.
Dengan anggaran tersebut, kata Dave, seharusnya bisa dioptimalkan untuk membeli produk-
produk dalam negeri. Secara khusus, terkait kebutuhan militer, yakni perlengkapan prajurit, belanja kementerian bisa lebih berpihak pada industri dalam negeri.
"Semestinya ya begitu. Anggaran untuk pertahanan sangat besar, harus optimal untuk belanja di dalam negeri," ujar Dave kepada
Media Indonesia, Rabu, 15 Maret 2023.
Menurut Dave, saat ini industri dalam negeri sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi kebutuhan pertahanan, apalagi perlengkapan prajurit. Sehingga, sangat disayangkan bila belanja pertahanan masih lebih banyak untuk produk luar negeri.
"Produk-produk tertentu sudah bisa dibuat sepenuhnya dalam negeri," ujarnya.
Politikus Golkar itu mendorong pemerintah untuk terus mendukung industri pertahanan dalam negeri. Bukan hanya BUMN, tetapi swasta perlu mendapat dukungan baik berupa insentif pajak, permodalan dan lainnya.
"Pemerintah bisa memberikan dukungan di bidang R&D, agar swasta bisa segera mass produce barang-barang yang sesuai kebutuhan TNI. Atau insentif pajak, dukungan permodalan, dan perlindungan dalam perdagangan akan produk lokal," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyentil pembelian produk luar negeri. Ia mengingatkan agar barang-barang seperti sepatu dan senjata untuk prajurit dapat menggunakan barang hasil
produksi dalam negeri.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)