Jakarta: Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai partainya masih menggunakan cara-cara lama dalam strategi berkampanye. Imbasnya, partai berlambang beringin itu kurang optimal menggarap suara pemilih milenial.
Bamsoet mengatakan akan berupaya menggaet milenial. Ini agar Golkar tidak dianggap sebagai partai jadul atau kuno di mata generasi muda.
"Di pemilu 2019 hampir 50 persen pemilik hak pilih adalah pemilih muda. Di pemilu 2024 nanti jumlahnya akan semakin banyak. Kalau tak mau ditinggal pemilih, Golkar harus merangkul mereka. Berubah atau punah," kata Bamsoet di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Juli 2019.
Bamsoet berharap pemilihan ketua umum Partai Golkar berjalan tanpa kegaduhan. Sebagai salah satu partai tertua di tanah air, Munas Partai Golkar harus mencerminkan semangat demokrasi dan kompetisi yang sehat.
Baca juga: Pengamat: Restu Jokowi Sangat Penting Bagi Golkar
Ia mengusulkan pelaksanaan Munas dilaksanakan setelah pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober nanti. Hal itu untuk menghindari adanya spekulasi kegaduhan di internal Partai Golkar.
"Saya katakan dengan tegas kalau kita memiliki komitmen untuk menjaga suasana politik yang kondusif karena tanggal 20 Oktober adalah pelantikan presiden. Kita jaga jangan sampai ada kegaduhan menjelang 20 Oktober," kata Bamsoet.
Sejumlah kader Partai Golkar resmi mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar. Calon yang mendeklarasikan hari ini di antaranya, Ketua DPR Bambang Soesatyo dan beberapa kader lainnya.
Calon-calon yang serentak mendeklarasikan diri di antaranya, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua Umum Satuan Karya Ulama Partai Golkar Ali Yahya dan Anggota Komisi VI Ridwan Hisyam. Tidak hadir dalam deklarasi itu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Jakarta: Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai partainya masih menggunakan cara-cara lama dalam strategi berkampanye. Imbasnya, partai berlambang beringin itu kurang optimal menggarap suara pemilih milenial.
Bamsoet mengatakan akan berupaya menggaet milenial. Ini agar Golkar tidak dianggap sebagai partai jadul atau kuno di mata generasi muda.
"Di pemilu 2019 hampir 50 persen pemilik hak pilih adalah pemilih muda. Di pemilu 2024 nanti jumlahnya akan semakin banyak. Kalau tak mau ditinggal pemilih, Golkar harus merangkul mereka. Berubah atau punah," kata Bamsoet di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Juli 2019.
Bamsoet berharap pemilihan ketua umum Partai Golkar berjalan tanpa kegaduhan. Sebagai salah satu partai tertua di tanah air, Munas Partai Golkar harus mencerminkan semangat demokrasi dan kompetisi yang sehat.
Baca juga:
Pengamat: Restu Jokowi Sangat Penting Bagi Golkar
Ia mengusulkan pelaksanaan Munas dilaksanakan setelah pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober nanti. Hal itu untuk menghindari adanya spekulasi kegaduhan di internal Partai Golkar.
"Saya katakan dengan tegas kalau kita memiliki komitmen untuk menjaga suasana politik yang kondusif karena tanggal 20 Oktober adalah pelantikan presiden. Kita jaga jangan sampai ada kegaduhan menjelang 20 Oktober," kata Bamsoet.
Sejumlah kader Partai Golkar resmi mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar. Calon yang mendeklarasikan hari ini di antaranya, Ketua DPR Bambang Soesatyo dan beberapa kader lainnya.
Calon-calon yang serentak mendeklarasikan diri di antaranya, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua Umum Satuan Karya Ulama Partai Golkar Ali Yahya dan Anggota Komisi VI Ridwan Hisyam. Tidak hadir dalam deklarasi itu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)