Jakarta: Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo belum dipinang satu parpol pun. Mayoritas parpol masih menimbang sosok yang mampu berkompetisi pada Pilpres 2019.
Gatot memandang semua kemungkinan masih terbuka. Ia meyakini ketua umum partai merupakan politikus ulung. Perlu mencermati situasi hingga tahapan pilpres dimulai, Agustus mendatang.
"Itu yang kita pahami dan enggak bisa dipaksakan. Saya melihat situasi dan semua bisa berubah situasinya, karena politik itu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin," ujar Gatot di Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu, 25 April 2018.
Baca: PAN Berpeluang Usung Gatot
Gatot sudah sangat siap maju menjadi calon RI 1. Jiwa prajuritnya tak akan bisa menolak bila negara memanggil.
"Saya mengatakan, dalil saya kalau republik ini dan rakyat memangil, saya harus optimistis," tegas dia.
Baca: PPP Pertanyakan Kendaraan Politik Gatot
Gatot menyadari, suka tak suka, menjadi capres harus memiliki parpol pengusung. UU Pemilu jelas mengatur syarat mencalonkan diri menjadi capres harus mengantongi 20 persen kursi di parlemen.
Itu pula yang membuat Gatot sulit melangkah. Ia tak leluasa menyatakan siap maju karena bukan kader partai mana pun, meski tawaran sudah masuk.
"Saya katakan, saya tidak berpartai dimana pun juga saat ini. Dan saya belum mengambil sikap apa pun. Selama saya belum diangkat (jadi kader parpol), saya enggak bisa mengatakan saya maju dengan partai ini," tegas dia.
Baca: Sohibul Akui PKS Jalin Komunikasi dengan Gatot
Wacana pembentukan poros ketiga antara PAN, PKB, dan Partai Demokrat muncul. Poros itu mewacanakan mengusung Gatot Nurmantyo menjadi lawan Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang telah mendeklarasikan diri sebagai capres.
PKS ikutan kepincut. Mereka bahkan siap menjadikan Gatot sebagai peserta Pilpres 2019 selama Gatot menjadi kader partai yang kini dinakhodai Mohamad Sohibul Iman itu.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/yNLdA62N" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo belum dipinang satu parpol pun. Mayoritas parpol masih menimbang sosok yang mampu berkompetisi pada Pilpres 2019.
Gatot memandang semua kemungkinan masih terbuka. Ia meyakini ketua umum partai merupakan politikus ulung. Perlu mencermati situasi hingga tahapan pilpres dimulai, Agustus mendatang.
"Itu yang kita pahami dan enggak bisa dipaksakan. Saya melihat situasi dan semua bisa berubah situasinya, karena politik itu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin," ujar Gatot di Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu, 25 April 2018.
Baca: PAN Berpeluang Usung Gatot
Gatot sudah sangat siap maju menjadi calon RI 1. Jiwa prajuritnya tak akan bisa menolak bila negara memanggil.
"Saya mengatakan, dalil saya kalau republik ini dan rakyat memangil, saya harus optimistis," tegas dia.
Baca: PPP Pertanyakan Kendaraan Politik Gatot
Gatot menyadari, suka tak suka, menjadi capres harus memiliki parpol pengusung. UU Pemilu jelas mengatur syarat mencalonkan diri menjadi capres harus mengantongi 20 persen kursi di parlemen.
Itu pula yang membuat Gatot sulit melangkah. Ia tak leluasa menyatakan siap maju karena bukan kader partai mana pun, meski tawaran sudah masuk.
"Saya katakan, saya tidak berpartai dimana pun juga saat ini. Dan saya belum mengambil sikap apa pun. Selama saya belum diangkat (jadi kader parpol), saya enggak bisa mengatakan saya maju dengan partai ini," tegas dia.
Baca: Sohibul Akui PKS Jalin Komunikasi dengan Gatot
Wacana pembentukan poros ketiga antara PAN, PKB, dan Partai Demokrat muncul. Poros itu mewacanakan mengusung Gatot Nurmantyo menjadi lawan Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang telah mendeklarasikan diri sebagai capres.
PKS ikutan kepincut. Mereka bahkan siap menjadikan Gatot sebagai peserta Pilpres 2019 selama Gatot menjadi kader partai yang kini dinakhodai Mohamad Sohibul Iman itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)