Jakarta: Mantan Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Puruhito harap pemecatan Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG.(K) dari jabatan sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unair dibatalkan. Rektor Unair Prof Mohammad Nasih diharapkan dapat mempertimbangkan ulang keputusannya itu.
"Kami bermaksud agar seyogyanya rektor mempertimbangkan kembali pemecatan atau pemberhentian itu, mungkin harus dikembalikan lagi jabatannya," kata Puruhito dalam program Crosscheck by Medcom.id bertajuk 'Dokter Asing Ditolak, Penguasa Bertindak?' di akun YouTube Medcom.id, Minggu, 7 Juli 2024.
Puruhito mengaku belum mengetahui bisa atau tidak Budi Santoso dikembalikan ke jabatannya. Dia juga berandai-andai bila masih menjabat rektor, tak mungkin memecat seseorang tanpa memenuhi syarat pemberhentian.
Kelima syarat pemberhentian itu meliputi yang bersangkutan sudah sudah selesai masa jabatannya, mengundurkan diri dengan sukarela, dan sakit atau tidak mampu lagi secara fisik melakukan tugasnya. Berikutnya, karena tugas atau belajar lanjutan dan masuk penjara.
"Saya sih enggak akan mecat gitu mungkin gitu ya, kemudian tidak mungkin menjawab soalnya ada syarat-syarat tadi yang (mestinya) dipenuhi," ucap Puruhito.
Bagi Puruhito, Budi Santoso telah membawa nama harum Unair di bidang akademik kedokteran. Budi juga dianggap membawa kemajuan Unair.
"Kami menganggap Prof Bus (Budi Santoso) sampai sekarang membawa kami Unair ke level yang cukup terkenal di dunia internasional, dan justru membawa kemajuan untuk Unair. Jadi kedokteran Unair termasuk fakultas yang sama di tempat lain, Universitas Indonesia makin moncer mgkn ada ekonomi, kalau Unair kedokterannya," ujar Puruhito.
Sebelumnya, kabar dipecatnya Budi Santoso beredar di Whatsapp Group (WAG) dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Dalam pernyataannya, Budi Santoso berpamitan kepada sekitar 300-an member di grup tersebut, usai menerima keputusan Rektorat Unair yang memberhentikan dirinya dari jabatan Dekan FK Unair.
Budi Santoso telah membenarkan pernyataan dirinya menolak program dokter asing di Indonesia berkaitan dengan hal tersebut.
Ia meyakini 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas. Bahkan, kualitasnya tidak kalah dengan dokter-dokter asing.
Jakarta: Mantan Rektor
Universitas Airlangga (Unair) Prof Puruhito harap pemecatan Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG.(K) dari jabatan sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unair dibatalkan. Rektor Unair Prof Mohammad Nasih diharapkan dapat mempertimbangkan ulang keputusannya itu.
"Kami bermaksud agar seyogyanya rektor mempertimbangkan kembali pemecatan atau pemberhentian itu, mungkin harus dikembalikan lagi jabatannya," kata Puruhito dalam program
Crosscheck by Medcom.id bertajuk 'Dokter Asing Ditolak, Penguasa Bertindak?' di akun YouTube Medcom.id, Minggu, 7 Juli 2024.
Puruhito mengaku belum mengetahui bisa atau tidak Budi Santoso dikembalikan ke jabatannya. Dia juga berandai-andai bila masih menjabat rektor, tak mungkin memecat seseorang tanpa memenuhi syarat pemberhentian.
Kelima syarat pemberhentian itu meliputi yang bersangkutan sudah sudah selesai masa jabatannya, mengundurkan diri dengan sukarela, dan sakit atau tidak mampu lagi secara fisik melakukan tugasnya. Berikutnya, karena tugas atau belajar lanjutan dan masuk penjara.
"Saya sih enggak akan mecat gitu mungkin gitu ya, kemudian tidak mungkin menjawab soalnya ada syarat-syarat tadi yang (mestinya) dipenuhi," ucap Puruhito.
Bagi Puruhito, Budi Santoso telah membawa nama harum Unair di bidang akademik kedokteran. Budi juga dianggap membawa kemajuan Unair.
"Kami menganggap Prof Bus (Budi Santoso) sampai sekarang membawa kami Unair ke level yang cukup terkenal di dunia internasional, dan justru membawa kemajuan untuk Unair. Jadi kedokteran Unair termasuk fakultas yang sama di tempat lain, Universitas Indonesia makin moncer mgkn ada ekonomi, kalau Unair kedokterannya," ujar Puruhito.
Sebelumnya, kabar dipecatnya Budi Santoso beredar di Whatsapp Group (WAG) dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Dalam pernyataannya, Budi Santoso berpamitan kepada sekitar 300-an member di grup tersebut, usai menerima keputusan Rektorat Unair yang memberhentikan dirinya dari jabatan Dekan FK Unair.
Budi Santoso telah membenarkan pernyataan dirinya menolak program dokter asing di Indonesia berkaitan dengan hal tersebut.
Ia meyakini 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas. Bahkan, kualitasnya tidak kalah dengan dokter-dokter asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)