Jakarta: Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan upaya memerangi narkotika, psikotropika, dan obat terlarang (narkoba) harus dilakukan secara inklusif. Semua pihak harus terlibat.
Harus ada kerja sama antara institusi penegak hukum, pendidikan, dan keagamaan. Kerja sama harus ditingkatkan sehingga hasil yang dicapai maksimal.
"Upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba tidak bisa lagi dilakukan secara eksklusif. Itu harus berorientasi inklusif," ujar Maruf dilansir dari Media Indonesia, Jakarta, Kamis, 16 September 2021.
Ma'ruf prihatin lantaran peredaran narkoba meningkat di masa pandemi. Pembatasan kegiatan yang diterapkan di berbagai daerah tidak memengaruhi mobilitas barang haram tersebut.
"Penjagaan ketat di setiap pintu keluar dan masuk suatu wilayah tidak membuat para bandar dan sindikatnya berhenti," ucapnya.
Ma'ruf mengatakan ada beberapa faktor yang membuat penyalahgunaan narkoba meningkat di situasi krisis sata ini. Salah satunya karena ada tekanan yang kuat secara sosial maupun ekonomi.
Baca: Pabrik Rumahan Ekstasi Palsu Terbongkar di Jakarta Pusat
"Di sisi lain, para bandar melihat momentum ini. Mereka semakin gencar menawarkan narkoba daring melalui situs-situs gelap," tutur dia.
Ma'ruf berharap partisipasi seluruh elemen masyarakat terus ditingkatkan demi menekan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Tanah Air. Komitmen dan tekad perlawanan terhadap narkoba harus terus ditumbuhkan.
"Sehingga menjadi komitmen dan tekad kolektif bangsa untuk membersihkan Indonesia dari narkoba," ucapnya.
Jakarta: Wakil Presiden
Ma'ruf Amin menegaskan upaya memerangi narkotika, psikotropika, dan obat terlarang
(narkoba) harus dilakukan secara inklusif. Semua pihak harus terlibat.
Harus ada kerja sama antara institusi
penegak hukum, pendidikan, dan keagamaan. Kerja sama harus ditingkatkan sehingga hasil yang dicapai maksimal.
"Upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba tidak bisa lagi dilakukan secara eksklusif. Itu harus berorientasi inklusif," ujar Maruf dilansir dari
Media Indonesia, Jakarta, Kamis, 16 September 2021.
Ma'ruf prihatin lantaran peredaran narkoba meningkat di masa pandemi. Pembatasan kegiatan yang diterapkan di berbagai daerah tidak memengaruhi mobilitas barang haram tersebut.
"Penjagaan ketat di setiap pintu keluar dan masuk suatu wilayah tidak membuat para bandar dan sindikatnya berhenti," ucapnya.
Ma'ruf mengatakan ada beberapa faktor yang membuat penyalahgunaan narkoba meningkat di situasi krisis sata ini. Salah satunya karena ada tekanan yang kuat secara sosial maupun ekonomi.
Baca:
Pabrik Rumahan Ekstasi Palsu Terbongkar di Jakarta Pusat
"Di sisi lain, para bandar melihat momentum ini. Mereka semakin gencar menawarkan narkoba daring melalui situs-situs gelap," tutur dia.
Ma'ruf berharap partisipasi seluruh elemen masyarakat terus ditingkatkan demi menekan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Tanah Air. Komitmen dan tekad perlawanan terhadap narkoba harus terus ditumbuhkan.
"Sehingga menjadi komitmen dan tekad kolektif bangsa untuk membersihkan Indonesia dari narkoba," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)