Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kanan) dan pimpinan Ponpes Attauhidiyah KH Ahmad Saidi. Dok. Istimewa
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kanan) dan pimpinan Ponpes Attauhidiyah KH Ahmad Saidi. Dok. Istimewa

Gerindra-PKB Berkoalisi, Nahdliyin Disebut Makin Solid Dukung Prabowo

Achmad Zulfikar Fazli • 15 Juli 2022 21:49
Jakarta: Mayoritas nahdliyin atau warga Nahdlatul Ulama (NU) disebut mulai berpaling mendukung Prabowo Subianto maju dalam Pilpres 2024. Dukungan itu diberikan setelah Partai Gerindra membentuk koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
 
Berdasarkan jajak pendapat yang dilaksanakan Lembaga Survei Nasional (LSN), 41,5 persen responden yang mengaku warga atau simpatisan NU akan memilih Prabowo jika pilpres dilaksanakan saat ini. Sebanyak 24,2 persen mengaku memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan hanya 13,8 persen yang menyatakan memilih Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sisanya 11,2 persen memilih tokoh-tokoh lain dan 10,3 persen belum punya pilihan (undecided).
 
Terdapat peningkatan dukungan yang signifikan terhadap Prabowo Subianto di kalangan Nahdliyin daripada survei LSN pada Februari 2022. Saat itu baru sekitar 25,3 persen anggota atau simpatisan NU yang menyatakan memilih Prabowo Subianto.

"Hasil survei LSN kali ini mengindikasikan bahwa terbentuknya koalisi Kebangkitan Indonesia Raya antara Gerindra dan PKB cukup berdampak pada elektabilitas Prabowo Subianto di kalangan kaum nahdliyin," ujar Direktur Eksekutif LSN, Gema Nusantara Bakry, dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 Juli 2022.
 
Selain itu, berdasarkan media monitoring yang dilakaukan LSN, tingkat percakapan netizen tentang Prabowo di Jawa Timur yang menjadi basis NU semakin padat usai Gerindra-PKB berkoalisi. "Ini semua dapat ditafsirkan bahwa jika koalisi Gerindra-PKB semakin diperkuat, kaum nahdliyin nampaknya semakin solid mendukung Prabowo untuk menjadi Presiden RI 2024-2029," ujar dia.
 
Jawa Timur dan khususnya nahdliyin adalah faktor signifikan yang menyebabkan kekalahan Prabowo dalam dua kontestasi pilpres sebelumnya. Pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo dinilai mampu menguasai Jawa Barat, kantong-kantong suara Muhammadiyah, dan umat non-nahdliyin lainnya yang tersebar di berbagai provinsi.
 
"Dapat dimengerti bahwa menjelang Pemilu 2024 beberapa kandidat capres mengidentifikasikan dirinya mewakili warga NU atau berusaha semaksimal mungkin merebut hati kaum nahdliyin dan warga Jawa Timur. Namun sejauh ini, Prabowo menjadi tokoh paling berhasil," kata dia.
 

Baca: PKB Tetap Tawarkan Muhaimin Sebagai Capres ke Gerindra


Strategi berkoalisi dengan PKB terbukti efektif untuk mendongkrak elektabilitas Prabowo di Jawa Timur. Khususnya di kalangan nahdliyin.

Elektabilitas Secara Nasional


Prabowo salah satu kandidat capres 2024 yang paling minimalis melakukan komunikasi publik dalam bentuk digital campaign maupun penggalangan dukungan di berbagai pelosok Tanah Air. Namun, elektabilitas Menteri Pertahanan itu secara perlahan terus menguat.
 
Pada survei LSN pada Februari 2022, elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 21,9 persen dan berada di posisi puncak. Pada survei LSN Juni 2022, elektabilitas Prabowo meningkat cukup signifikan menjadi 29,5 persen dan masih di posisi teratas.
 
"Kenaikan elektabilitas Prabowo ini terjadi di tengah elektabilitas sejumlah tokoh lain yang cenderung stagnant bahkan menurun," ujar dia.
 
Sementara itu, responden yang akan memilih Ganjar Pranowo sebanyak 23,1 persen, dan 18,5 persen akan memilih Anies Baswedan. Tokoh-tokoh papan tengah elektabilitasnya cenderung stagnan dan sebagian menurun, seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (7,6 persen), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (4,2 persen), mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (2,6 persen), dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (2,5 persen).
 
"Totalitas Prabowo Subianto menjalankan tugas-tugas kenegaraan sebagai Menteri Pertahanan RI ternyata diapresiasi positif oleh publik dan ini turut berkontribusi dalam peningkatan elektabilitas Prabowo sebagai capres," ujar dia.
 
Menurut temuan berbagai lembaga survei, di antaranya Indobarometer dan PWS, Prabowo adalah menteri dengan kinerja terbaik dalam Kabinet Indonesia Maju. Keseriusan Prabowo bekerja untuk pemerintahan Jokowi, kata dia, berefek positif terhadap mulai mengalirnya dukungan dari para pemilih Jokowi pada Pilpres 2019.
 
"Menurut temuan LSN, sebanyak 35,3 persen pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 mengaku akan memilih Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. Sisanya tersebar memilih tokoh-tokoh lain seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Erick Thohir, AHY, Moeldoko, Ahok, Puan, dan sebagainya," ujar dia.
 
Hal ini dapat dipahami setiap kali Jokowi didesak oleh sebagian elite pendukungnya untuk menjatuhkan pilihan pada Ganjar Pranowo, selalu dijawab dengan kata-kata ojo kesusu atau jangan buru-buru). Pernyataan Jokowi yang diulang dalam berbagai kesempatan ini mengindikasikan ada tokoh lain yang lebih realistis dan objektif untuk didukung, yakni Prabowo.
 
"Prabowo terbukti diapresiasi publik sebagai menteri terbaik dan telah total mengabdi untuk kepentingan nasional, serta tidak sibuk bersolek untuk kontestasi Pilpres 2024," ucap dia.
 
Survei ini dilaksanakan pada 10-24 Juni 2022 di 34 provinsi. Populasi dari survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun.
 
Jumlah sampel sebanyak 1.500 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multistage random sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka yang dipandu dengan kuesioner. Sementara itu, margin of error yang ditetapkan dalam survei ini kurang lebih 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan