Jakarta: Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyebut tak ada batasan kategori kampanye dalam kegiatan reses anggota DPR. Menurutnya, tidak bisa serta merta kegiatan reses disebut kampanye di tahun politik seperti saat ini.
"Sekarang batasnya apa? Kalau misalnya dia ketemu dengan warga masyarakat. Dia sekarang anggota, kemudian dia ketemu lagi dengan mereka di situ dan itu adalah reses. Di mana masalahnya?," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 25 September 2018.
Fadli menyebut tidak ada masalah anggota DPR di sela-sela kegiatan resesnya sambil mengkampanyekan diri. Asalkan dana reses itu tak disalahgunakan atau kegiatannya fiktif.
"Kan tidak ada masalah. Saya ketemu misalnya dengan kelompok masyarakat di satu kelurahan, bertemu dengan 100 orang, ya kan pertemuan itu. Dan itu bisa diinterpretasikan kampanye padahal juga pertemuan. Terus masalahnya apa?," tanya Fadli.
Politikus Partai Gerindra itu meyebut tak ada masalah ada ajakan memilih dari anggota DPR kepada konstituennya di daerah. Hal itu masih dalam batas kewajaran.
"Uang reses dipakai buat beli mobil nah itu salah. Tapi kalau reses dipakai untuk bertemu masyarakat, dan di masyarakat itu ada pertemuan, dan dia mengatakan semacam itu saya kira itu masih dalam batas politik yang wajar," pungkas dia.
(Baca juga: Bawaslu Diminta Awasi Pengunaan Dana Reses)
Peneliti Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam mengatakan ada kecenderungan anggaran reses MPR dan DPR meningkat di tahun-tahun politik. Khususnya alokasi anggaran untuk reses kunjungan ke daerah pemilihan.
"Jumlah kunjungan lebih banyak menjelang Pemilu 2019 ini. Kelihatan anggaran DPR dan MPR itu nambah anggaran untuk kegiatan ke dapil," kata Roy saat dihubungi Medcom.id, Senin, 24 September 2018.
Roy menyebut potensi penggunaan anggaran reses untuk kampanye sangat besar. Dalam konteks reses tentu pengunaan dana publik sangat dilarang untuk kegiatan kampanye.
"Diminta Bawaslu mendeteksi tentang potensi-potensi pengunaan dana publik untuk kepentingan kampanye," ucapnya.
Jakarta: Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyebut tak ada batasan kategori kampanye dalam kegiatan reses anggota DPR. Menurutnya, tidak bisa serta merta kegiatan reses disebut kampanye di tahun politik seperti saat ini.
"Sekarang batasnya apa? Kalau misalnya dia ketemu dengan warga masyarakat. Dia sekarang anggota, kemudian dia ketemu lagi dengan mereka di situ dan itu adalah reses. Di mana masalahnya?," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 25 September 2018.
Fadli menyebut tidak ada masalah anggota DPR di sela-sela kegiatan resesnya sambil mengkampanyekan diri. Asalkan dana reses itu tak disalahgunakan atau kegiatannya fiktif.
"Kan tidak ada masalah. Saya ketemu misalnya dengan kelompok masyarakat di satu kelurahan, bertemu dengan 100 orang, ya kan pertemuan itu. Dan itu bisa diinterpretasikan kampanye padahal juga pertemuan. Terus masalahnya apa?," tanya Fadli.
Politikus Partai Gerindra itu meyebut tak ada masalah ada ajakan memilih dari anggota DPR kepada konstituennya di daerah. Hal itu masih dalam batas kewajaran.
"Uang reses dipakai buat beli mobil nah itu salah. Tapi kalau reses dipakai untuk bertemu masyarakat, dan di masyarakat itu ada pertemuan, dan dia mengatakan semacam itu saya kira itu masih dalam batas politik yang wajar," pungkas dia.
(Baca juga:
Bawaslu Diminta Awasi Pengunaan Dana Reses)
Peneliti Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam mengatakan ada kecenderungan anggaran reses MPR dan DPR meningkat di tahun-tahun politik. Khususnya alokasi anggaran untuk reses kunjungan ke daerah pemilihan.
"Jumlah kunjungan lebih banyak menjelang Pemilu 2019 ini. Kelihatan anggaran DPR dan MPR itu nambah anggaran untuk kegiatan ke dapil," kata Roy saat dihubungi Medcom.id, Senin, 24 September 2018.
Roy menyebut potensi penggunaan anggaran reses untuk kampanye sangat besar. Dalam konteks reses tentu pengunaan dana publik sangat dilarang untuk kegiatan kampanye.
"Diminta Bawaslu mendeteksi tentang potensi-potensi pengunaan dana publik untuk kepentingan kampanye," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)