Jakarta: Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Abdul Kadir Karding setuju kampanye dihentikan sementara. Hal itu demi menghormati korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
"Prinsipnya saya setuju kalau kampanye untuk sementara dihentikan, sebagai rasa turut prihatin kita terhadap gempa dan tsunami yang melanda saudara-saudara kita," kata Karding saat dihubungi wartawan, Senin, 1 Oktober 2018.
Baca: Simpati Dunia untuk Korban Bencana di Sulteng
Politikus PKB itu mendorong semua komponen bangsa dari pasangan yang berbeda bahu-membahu bekerja sama mendukung pemerintah, untuk menangani korban secara cepat dan tepat. Musibah gempa ini diharapakan menjadi alat pemersatu bangsa di tengah kompetisi Pilpres.
"Semoga hikmah dari itu semua kita bisa bergandengan tangan dan kita bisa bekerja sama untuk saudara kita di Palu," jelasnya.
Adapun wilayah lain yang ingin tetap mengelar kampanye dipersilakan. Asalkan dimbau tetap diisi dengan suasana keprihatinan demi menghormati dan menghargai korban.
"Jadi enggak perlu berhura-hura, tidak yang berlebihan kampanyenya, syukur-syukur kampanya dalam bentuk doa bersama, aksi keprihatinan aksi kepedulian," pungkasnya.
Baca: Petugas Perlu Alat Berat untuk Evakuasi Korban di Balaroa
Gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Donggala pada Jumat, 28 September. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan tsunami. Selang beberapa lama kemudian peringatan dicabut. Tak lama gelombang air setinggi 1,5 hingga 3 meter menghantam Palu.
Akibat bencana itu, setidaknya ada 832 orang yang tewas, dengan 540 orang lainnya mengalami luka berat. Jumlah korban dapat bertambah karena masih ada yang dilaporkan hilang.
Jakarta: Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Abdul Kadir Karding setuju kampanye dihentikan sementara. Hal itu demi menghormati korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
"Prinsipnya saya setuju kalau kampanye untuk sementara dihentikan, sebagai rasa turut prihatin kita terhadap gempa dan tsunami yang melanda saudara-saudara kita," kata Karding saat dihubungi wartawan, Senin, 1 Oktober 2018.
Baca: Simpati Dunia untuk Korban Bencana di Sulteng
Politikus PKB itu mendorong semua komponen bangsa dari pasangan yang berbeda bahu-membahu bekerja sama mendukung pemerintah, untuk menangani korban secara cepat dan tepat. Musibah gempa ini diharapakan menjadi alat pemersatu bangsa di tengah kompetisi Pilpres.
"Semoga hikmah dari itu semua kita bisa bergandengan tangan dan kita bisa bekerja sama untuk saudara kita di Palu," jelasnya.
Adapun wilayah lain yang ingin tetap mengelar kampanye dipersilakan. Asalkan dimbau tetap diisi dengan suasana keprihatinan demi menghormati dan menghargai korban.
"Jadi enggak perlu berhura-hura, tidak yang berlebihan kampanyenya, syukur-syukur kampanya dalam bentuk doa bersama, aksi keprihatinan aksi kepedulian," pungkasnya.
Baca: Petugas Perlu Alat Berat untuk Evakuasi Korban di Balaroa
Gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Donggala pada Jumat, 28 September. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan tsunami. Selang beberapa lama kemudian peringatan dicabut. Tak lama gelombang air setinggi 1,5 hingga 3 meter menghantam Palu.
Akibat bencana itu, setidaknya ada 832 orang yang tewas, dengan 540 orang lainnya mengalami luka berat. Jumlah korban dapat bertambah karena masih ada yang dilaporkan hilang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)