Mahfud MD--MI/Rommy Pujianto
Mahfud MD--MI/Rommy Pujianto

Mahfud Sebut Rekrutmen Caleg Banyak Diwarnai Nepotisme dan Kolusi

Achmad Zulfikar Fazli • 05 November 2017 17:13
medcom.id, Jakarta: Pakar hukum tata negara Mahfud MD menyebut rekrutmen calon anggota legislatif yang dilakukan partai politik selama ini cenderung kurang baik. Masih banyak partai yang mengedepankan nepotisme dan kolusi dalam memilih caleg.
 
"Sudah bukan rahasia selama ini rekrutmen caleg kita lebih banyak diwarnai oleh isu nepotis dan kolutif," kata Mahfud dalam konferensi pers di Kantor DPP PSI, Jalan K. H. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu 5 November 2017.
 
Dalam hal ini, tindakan nepotisme yang ia maksud adalah memilih caleg yang memiliki kedekatan dengan pimpinan partai. Sedangkan, kolusi yakni menetapkan caleg melalui jalan gelap.

Baca: PSI Gelar Seleksi Bakal Caleg 2019
 
Ia pun menyambut baik rekrutmen bakal caleg yang dilakukan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menilai sistem rekrutmen caleg yang terbuka dari PSI ini menjadi tradisi baru buat partai politik.
 
"Kami yang secara formal tidak jadi bagian dari PSI tapi merasa terpanggil buat eksperimen yang baru buat politik kita," ujar dia.
 
Ia menilai sistem rekrutmen yang terbuka ini juga dapat menghasilkan anggota Dewan yang baik. Menurut dia, selama ini banyak politikus yang gagal membawa aspirasi masyarakat dan melakukan perubahan saat menjadi anggota Dewan. Padahal, hal itu merupakan tugas anggota Dewan yang dipilih oleh rakyat.
 
Mahfud Sebut Rekrutmen Caleg Banyak Diwarnai Nepotisme dan Kolusi
Sejumlah pengamat dan akademisi dari berbagai bidang yang ikut menyeleksi bakal calon legislatif dari PSI--Metrotvnews.com/Achmad Zulfikar Fazli.
 
Mahfud yang menjadi salah satu panitia seleksi bakal caleg dari PSI ini pun menyebut semua bakal caleg diperlakukan sama. Apapun agama dan profesinya.
 
Para bakal caleg, kata dia, juga hampir semua telah mempresentasinya dirinya dengan cara baik. Mereka dinilai mampu menjelaskan secara konseptual tentang prilaku korupsi yang harus dilawan dan toleransi yang harus dibina . "Tadi saya lihat banyak calon yang masih polos tapi kebangsaannya cukup besar," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan