Mahasiswa Dicabuli Dosen di Padang, Sahroni: Usut, Kampus Jangan Lindungi!
Anggi Tondi Martaon • 29 Desember 2022 19:43
Jakarta: Dugaan kasus pencabulan yang terjadi di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand), Padang, harus diusut tuntas. Pihak kampus diminta tidak menutup-nutupi kasus tersebut.
"Mirisnya, banyak institusi yang berusaha menutupi tindakan bejat pegawainya demi sebatas reputasi baik (institusi) mereka," kata Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni melalui keterangan tertulis, Kamis, 29 Desember 2022.
Bendahara Umum DPP Partai NasDem itu menyampaikan banyak kasus pelecehan seksual yang tidak terselesaikan secara tuntas demi nama baik institusi. Akibatnya, korban tidak mendapat keadilan.
"Kasus seperti ini banyak berakhir dengan ‘damai’ ataupun merugikan korban,” ungkap dia.
Tak ingin kasus dugaan pelecehan seksual berakhir damai, Sahroni meminta pihak kepolisan aktif menindaklanjuti perkara tersebut. Aparat penegak hukum harus bertindak cepat berdasarkan informasi yang ada.
"Tidak bisa hanya menunggu laporan dari korban saja," sebut dia.
Dia menegaskan sikap proaktif pihak kepolisian sangat dibutuhkan dalam dugaan kasus pelecehan seksual di instansi pendidikan. Sebab korban seringkali mendapat tekanan yang menyebabkan dirinya sulit membuat laporan.
"Secara tegas saya minta pelaku diberikan pelajaran setimpal sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar dia.
Sebelumnya, delapan mahasiswi FIB Unand Padang diduga dicabuli dosennya. Kasus tersebut sudah diinvestigasi tim ad hoc FIB dan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unand.
Proses penanganan dugaan pelecehan seksual sudah memasuki tahap akhir. Nantinya, hasil investigasi bakal disampaikan ke pihak rektorat untuk diteruskan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kasus pelecehan seksual oleh dosen itu masih bergulir. Namun, belum satupun korban yang berani melaporkannya kepada pihak kepolisian
Jakarta: Dugaan kasus pencabulan yang terjadi di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand), Padang, harus diusut tuntas. Pihak kampus diminta tidak menutup-nutupi kasus tersebut.
"Mirisnya, banyak institusi yang berusaha menutupi tindakan bejat pegawainya demi sebatas reputasi baik (institusi) mereka," kata Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni melalui keterangan tertulis, Kamis, 29 Desember 2022.
Bendahara Umum DPP Partai NasDem itu menyampaikan banyak kasus pelecehan seksual yang tidak terselesaikan secara tuntas demi nama baik institusi. Akibatnya, korban tidak mendapat keadilan.
"Kasus seperti ini banyak berakhir dengan ‘damai’ ataupun merugikan korban,” ungkap dia.
Tak ingin kasus dugaan pelecehan seksual berakhir damai, Sahroni meminta pihak kepolisan aktif menindaklanjuti perkara tersebut. Aparat penegak hukum harus bertindak cepat berdasarkan informasi yang ada.
"Tidak bisa hanya menunggu laporan dari korban saja," sebut dia.
Dia menegaskan sikap proaktif pihak kepolisian sangat dibutuhkan dalam dugaan kasus pelecehan seksual di instansi pendidikan. Sebab korban seringkali mendapat tekanan yang menyebabkan dirinya sulit membuat laporan.
"Secara tegas saya minta pelaku diberikan pelajaran setimpal sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar dia.
Sebelumnya, delapan mahasiswi FIB Unand Padang diduga dicabuli dosennya. Kasus tersebut sudah diinvestigasi tim ad hoc FIB dan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unand.
Proses penanganan dugaan pelecehan seksual sudah memasuki tahap akhir. Nantinya, hasil investigasi bakal disampaikan ke pihak rektorat untuk diteruskan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kasus pelecehan seksual oleh dosen itu masih bergulir. Namun, belum satupun korban yang berani melaporkannya kepada pihak kepolisian Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)