medcom.id, Jakarta: Pandangan pemerintah keliru kalau menyebut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) hendak mengubah dasar negara, Pancasila. Khilafah yang menjadi ideologi HTI merupakan ajaran Islam.
Ismail Yusanto, juru bicara HTI, mengatakan, salah jika ada anggapan khilafah dijadikan ideologi atau dasar negara. "Salah benar," kata Ismail dalam Diskusi Umum "HTI dan Masa Depan Demokrasi" di Maarif Institute Jakarta Selatan, Senin 22 Mei 2017.
Ismail menambahkan, ideologi HTI adalah Islam. HTI adalah organisasi dakwah berasaskan ajaran Islam.
Baca: Proses Pembubaran HTI Dikebut
HTI tak pernah mengusung ideologi Khilafah Islamiyyah. HTI hanya menyebut khilafah sebagai ajaran, bukan dasar berorganisasi. "Kalau mau disebut ideologi, ideologinya ya Islam itu," tambah Ismail.
Baca: Pemerintah Dianggap Memandang HTI dengan Kacamata yang Salah
Ismail menegaskan, HTI mendukung Pancasila. Hizbut Tahrir adalah organisasi berasaskan Islam, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
medcom.id, Jakarta: Pandangan pemerintah keliru kalau menyebut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) hendak mengubah dasar negara, Pancasila. Khilafah yang menjadi ideologi HTI merupakan ajaran Islam.
Ismail Yusanto, juru bicara HTI, mengatakan, salah jika ada anggapan khilafah dijadikan ideologi atau dasar negara. "Salah benar," kata Ismail dalam Diskusi Umum "HTI dan Masa Depan Demokrasi" di Maarif Institute Jakarta Selatan, Senin 22 Mei 2017.
Ismail menambahkan, ideologi HTI adalah Islam. HTI adalah organisasi dakwah berasaskan ajaran Islam.
Baca: Proses Pembubaran HTI Dikebut
HTI tak pernah mengusung ideologi Khilafah Islamiyyah. HTI hanya menyebut khilafah sebagai ajaran, bukan dasar berorganisasi. "Kalau mau disebut ideologi, ideologinya ya Islam itu," tambah Ismail.
Baca: Pemerintah Dianggap Memandang HTI dengan Kacamata yang Salah
Ismail menegaskan, HTI mendukung Pancasila. Hizbut Tahrir adalah organisasi berasaskan Islam, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)