Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. Dok. Istimewa
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. Dok. Istimewa

Harmonisasi Desa Adat dan Desa Administrasi Kunci Kelestarian Budaya

Arga sumantri • 24 Oktober 2021 20:56
Badung: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menilai harmonisasi desa adat dan administrasi menjadi kunci mempertahankan akar budaya desa. Sinergisitas desa adat dan administrasi di Desa Kutuh, Kabupaten Badung, Bali, bisa menjadi salah satu contoh.
 
"Saya menyaksikan harmoni luar biasa antara kepala desa adat dan kepala desa pemerintahan (administrasi) yang ada di Desa Kutuh,” ujar Halim dalam keterangan tertulis, Minggu, 24 Oktober 2021.
 
Halim mengungkapkan masih terdapat desa adat dan desa administrasi di Indonesia yang belum bersinergi dengan maksimal. Sehingga, harmonisasi desa adat dan desa administrasi di Badung perlu ditularkan ke wilayah yang memiliki desa adat lainnya.

"Kita banyak temukan desa adat yang bagus tapi belum bisa bersinergi maksimal dengan desa resmi yang diangkat pemerintah (desa administrasi)," ujarnya.
 
Dia mengatakan sinkronisasi antara kepengurusan desa adat dan desa administrasi dapat dilakukan melalui banyak hal. Misalnya, kerja sama dalam pengembangan ekonomi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Menurut dia, sinergisitas tersebut akan memberikan nilai tambah dalam upaya pengembangan ekonomi masyarakat setempat.
 
"Tujuannya untuk peningkatan ekonomi itu pasti. Yang ujungnya juga untuk kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada di desa itu," ujar dia.
 
Halim mengunjungi Desa Kutuh di Badung, Bali. Desa Kutuh miliki dua pemimpin, yaitu Perbekel sebagai kepala desa, dan Bendesa sebagai kepala desa adat. Desa Kutuh sukses mengubah nasib dari desa miskin menjadi desa dengan cuan hingga Rp14,5 miliar dengan pendapatan total Rp50 miliar per tahunnya.
 
Baca: 4 Jurus Kemendes PDTT Tangani Kemiskinan Ekstrem di Desa
 
Desa Kutuh berhasil menyabet juara 1 regional 2 karena dinilai bisa memanfaatkan dana desa dengan sempurna. Desa Kutuh juga memiliki 9 unit usaha, di antaranya Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Kawasan Wisata Pantai Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Area Paragliding dengan tarif US$100 per 20 menit, seni budaya Kecak, Unit Barang jasa, Unit Piranti Yatna (keagamaan), Unit Transportasi, dan Unit Jasa Konstruksi.
 
Di sela kunjungannya, Halim menyempatkan hadir dan melepaskan peserta Pandawa Harmoni Fun Bike di Desa Kutuh. Dia berharap kegiatan fun bike tersebut dapat meningkatkan kesadaran pentingnya olahraga di kalangan masyarakat.
 
"Kita berangkatkan fun bike untuk menuju Indonesia lebih sehat, menuju Bali lebih sehat," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan