Jakarta: Sosok yang ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengisi Kabinet Indonesia Maju disebut sebagai bagian dari strategi. Mereka yang ditunjuk berpeluang punya andil besar terhadap hubungan dengan Kepala Negara ke depan.
"Dengan Pak Jokowi memberikan panggung kepada semua yang potensial menjadi pemimpin di masa depan, maka dia akan punya hubungan baik ke depan," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan dalam diskusi virtual bertajuk 'Crazy Rich Masuk ke Kabinet: Membaca Politik Plutokrasi Era Jokowi', Minggu, 27 Desember 2020.
Menurut dia, tak masalah Jokowi memberikan panggung kepada para figur profesional maupun politikus yang kini berada di pemerintahan. Pasalnya, Jokowi belum punya sosok yang pantas untuk dijadikan 'mahkota' dalam kontestasi politik berikutnya.
Baca: Jokowi Dinilai 'Berjudi' dalam Menunjuk Menteri Kesehatan
"Nanti dia (Jokowi) melihat ke depan itu siapa yang bisa membantu calon mahkota ke depan. Menurut saya Bobby Nasution (menantu Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka (putra Jokowi) belum (diperhitungkan) di (Pemilihan Presiden) 2024," ujar Djayadi.
Djayadi juga menyoroti penunjukan figur dari kalangan ekonomi yang mengisi kabinet. Ada situasi afiliasi politik dari penunjukan itu.
"Misalnya Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan) kan tidak semata-mata karena dia kaya masuk menjadi menteri. Tapi juga karena dia dianggap orangnya presidenlah kira-kira gitu," ucap Djayadi.
Dia menilai sosok yang punya posisi di pemerintahan akan membuka panggung politik yang lebih luas. Hal itu berimplikasi pada perpolitikan di Pilpres 2024.
Djayadi mencotohkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Meski punya Rp5 triliun, harta Sandi tidak cukup untuk berpolitik.
Melalui jabatan menteri, Sandiaga punya peluang untuk memperluas relasi. Situasi ini dibutuhkan untuk meningkatkan elektabilitas di 2024.
"Apalagi kalau dia berhasil berhasil dan kementerian yang dipegang," ujar Djayadi.
Jakarta: Sosok yang ditunjuk Presiden Joko Widodo (
Jokowi) untuk mengisi Kabinet Indonesia Maju disebut sebagai bagian dari strategi. Mereka yang ditunjuk berpeluang punya andil besar terhadap hubungan dengan Kepala Negara ke depan.
"Dengan Pak Jokowi memberikan panggung kepada semua yang potensial menjadi pemimpin di masa depan, maka dia akan punya hubungan baik ke depan," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan dalam diskusi virtual bertajuk 'Crazy Rich Masuk ke
Kabinet: Membaca Politik Plutokrasi Era Jokowi', Minggu, 27 Desember 2020.
Menurut dia, tak masalah Jokowi memberikan panggung kepada para figur profesional maupun politikus yang kini berada di pemerintahan. Pasalnya, Jokowi belum punya sosok yang pantas untuk dijadikan 'mahkota' dalam kontestasi politik berikutnya.
Baca:
Jokowi Dinilai 'Berjudi' dalam Menunjuk Menteri Kesehatan
"Nanti dia (Jokowi) melihat ke depan itu siapa yang bisa membantu calon mahkota ke depan. Menurut saya Bobby Nasution (menantu Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka (putra Jokowi) belum (diperhitungkan) di (Pemilihan Presiden) 2024," ujar Djayadi.
Djayadi juga menyoroti penunjukan figur dari kalangan ekonomi yang mengisi kabinet. Ada situasi afiliasi politik dari penunjukan itu.
"Misalnya Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan) kan tidak semata-mata karena dia kaya masuk menjadi menteri. Tapi juga karena dia dianggap orangnya presidenlah kira-kira gitu," ucap Djayadi.
Dia menilai sosok yang punya posisi di pemerintahan akan membuka panggung politik yang lebih luas. Hal itu berimplikasi pada perpolitikan di Pilpres 2024.
Djayadi mencotohkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Meski punya Rp5 triliun, harta Sandi tidak cukup untuk berpolitik.
Melalui jabatan menteri, Sandiaga punya peluang untuk memperluas relasi. Situasi ini dibutuhkan untuk meningkatkan elektabilitas di 2024.
"Apalagi kalau dia berhasil berhasil dan kementerian yang dipegang," ujar Djayadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)