Ilustrasi. (medcom.id) Simulasi
Ilustrasi. (medcom.id) Simulasi

Survei: Elektabilitas Ganjar dan Anies Cenderung Naik, Prabowo Turun

Fachri Audhia Hafiez • 29 April 2023 18:31
Jakarta: Elektabilitas sejumlah bakal calon presiden (capres) cenderung naik. Hal ini terpotret dalam survei pada pemilih kritis terakhir, 25-28 April 2023, yang dilakukan Saiful Mujani Reserach and Consulting (SMRC).
 
Dalam skema tiga bakal capres, nama Ganjar Pranowo teratas dengan 20,8 persen. Tingkat keterpilihan bakal capres dari PDIP itu diikuti Prabowo Subianto dengan 15,8 persen dan Anies Baswedan sebesar 11,4 persen.
 
"Ini mengindikasikan bahwa Ganjar mengalami kenaikan signifikan dari 13 persen pada 4-7 April 2023, baru setelah keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, menjadi 20,8 persen pada 25-28 April 2023 baru setelah keputusan PDIP mencalonkan Ganjar," ujar Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 29 April 2023.

Elektabilitas Anies juga sedikit naik dari 10,7 persen menjadi 11,4 persen pada kurun waktu yang sama. Sementara itu, dukungan kepada Prabowo turun dari 18,3 persen menjadi 15,8 persen.
 
"Kenaikan Ganjar terjadi dari akumulasi penurunan pada Prabowo, pada pemilih yang belum menentukan pilihan sebelumnya, dan pada pemilih calon-calon lain," ujar dia.
Baca: Duet dengan Erick Thohir, Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Diprediksi Terdongkrak

Deni menjelaskan pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik, karena mereka memiliki telepon sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial politik. Mereka adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.
 
Mereka cenderung lebih memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis secara nasional diperkirakan 80 persen. Oleh karena itu, survei ini tidak mencerminkan populasi pemilih nasional 100 persen.
 
Deni menunjukkan elektabilitas bakal calon presiden ini dalam tiga tahun terakhir cukup dinamis. Pada 2020, Prabowo terlihat paling kuat. Pada 2021 sampai akhir 2022, Ganjar menjadi paling kuat. Mulai awal 2023, Prabowo kembali menguat, menggeser posisi Anies, sejak Presiden Jokowi secara terbuka mendukung Prabowo.
 
Puncak dukungan kepada Prabowo adalah pascakeputusan FIFA membatalkan pelaksanaan Piala Dunia U20 di Indonesia. Prabowo mendapat dukungan 18,3 persen, dan Ganjar turun signifikan menjadi 13 persen pada 4-7 April 2023 dari 16,2 persen pada Maret 2023.
Baca: Poltracking: Elektabilitas Tertinggi Figur Capres Ada Prabowo, Ganjar, dan Anies

Setelah itu, elektabilitas Ganjar mulai pulih dan menguat setelah pengumuman sebagai calon presiden oleh PDIP. Sejak keputusan FIFA hingga pasca pengumuman PDIP, Ganjar mengalami pemulihan berarti dari 13 persen menjadi 20,8 persen.
 
Namun, lanjut Deni, elektabilitas Ganjar dan Prabowo masih seimbang ketika simulasi dilakukan untuk empat calon presiden yang sudah diputuskan oleh partai masing-masing. Prabowo telah diputuskan menjadi calon presiden oleh partainya, Gerindra, dan mendapatkan dukungan dari PKB.
 
Kemudian, Anies telah dicalonkan Partai NasDem, Demokrat, dan PKS untuk menjadi bakal calon presiden. Sedangkan, Ganjar telah dicalonkan empat partai, dan Airlangga Hartarto juga telah ditetapkan Partai Golkar untuk menjadi calon presiden.
 
Dalam survei pemilih kritis denga empat bakal capres. Elektabilitas Ganjar menjadi 30,4 persen, Prabowo 29,5 persen, Anies 19,8 persen, dan Airlangga 2,9 persen.
 
"Sisanya belum menentukan pilihan. Ini mengindikasikan bahwa Ganjar dan Prabowo bersaing ketat di kalangan pemilih kritis sekarang ini,” kata Deni.
 
Deni menyampaikan Prabowo terlihat lebih bisa menyerap pemilih kritis yang sebelum empat nama itu memilih nama-nama lain.
 
“Ini bisa terjadi karena Prabowo sudah dikenal hampir oleh semua pemilih (95 persen), sementara Ganjar masih lebih rendah kedikenalannya di kalangan pemilih ini (86 persen),” ujar dia.
 
Survei nasional pemilih kritis ini dilakukan pada pemilik telepon sebagai indikator pemilih kritis. Sampel survei ini dipilih melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
 
Dengan teknik RDD, ada 1.021 responden yang dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan discreening. Validasi dan screening dilakukan untuk memastikan pemilik nomor telpon terpilih adalah warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih (berumur 17 tahun plus atau sudah menikah).
 
Margin of error survei diperkirakan ±3.1% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan