Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez
Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez

Kominfo: Jaga Demokrasi dengan Cegah Disinformasi Jelang Pemilu

Fachri Audhia Hafiez • 24 Mei 2023 16:37
Jakarta: Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong, tak menyangkal disinformasi kian kuat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dia menekankan mencegah disinformasi membantu menjaga iklim demokrasi.
 
"Bila kita berhasil mencegah disinformasi politik di media sosial yang menjadi pangkal stagnasi dan regreside demokrasi, saya kira kita juga sukses jaga, bahkan mungkin meningkatkan demokrasi kita," kata Usman dalam Forum Diskusi Denpasar 12 bertajuk 'Mengantisipasi Hoaks di Tahun Pemilu', Jakarta, Rabu, 24 Mei 2023.
 
Usman mengatakan pencegahan disinformasi membutuhkan seluruh elemen bangsa yang terlibat. Bahkan, Kominfo terlibat aktif.

"Karena pemerintah tidak mungkin melakukan ini sendirian untuk melakukan edukasi ataupun literasi digital saja kita membutuhkan partisipasi masyarakat dan organisasi-organisasi," ucap Usman.
 
Partisipasi partai politik (parpol), kata dia, juga mestinya tak ketinggalan untuk mengedukasi publik. Cegah disinformasi, hoaks, hingga ujaran kebencian harus digaungkan bersama.
 
Kominfo, kata Usman, juga berupaya bekerja sama dengan penyelengara pemilu untuk memerangi hoaks. Salah satunya pada musim kampanye yang kerap menjadi momen muncul banyak hoaks.
 
Baca Juga: Hoaks Bertebaran, Tak Diimbangi dengan Literasi Teknologi

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), kata Usman, membedakan kategori pada pelaksanaan kampanye. Yakni kampanye positif, kampanye negatif, atau kampanye hitam.
 
Kampanye positif sebagai kegiatan yang diharuskan. Kampanye negatif yang menyerang fakta masa lalu seorang kandidat. Sedangkan, kampanye hitam terkait dengan hoaks atau disinformasi.
 
"Misalnya kita lihat si anu ini berasal dari keluarga komunis, seperti itu adalah black campaign, yang tidak boleh dan tentu saja kita meminta platform untuk men-take down itu kalau kita temukan," ujar Usman.
 
Dia mengajak semua pihak menjaga perdamaian. Meski beda pilihan politik, tetapi menjujung kerukunan sesama warga bangsa.
 
"Berbeda pilihan itu ya harusnya sementara, yang namanya bersaudara itu selamanya," ujar Usman.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan