Jakarta: Pemerintah ingin mendorong agak minat baca masyarakat mengenai dunia Islam terus meningkat. Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin optimistis pemikiran ekstrem maupun Islamophobia bisa dikikis apabila pengetahuan tentang Islam dari berbagai sudut lebih dikuasai.
"Kita ingin membangun generasi yang memahami ajaran Islam secara utuh dan benar dengan pemikiran yang tidak ekstrem dan tidak islamophobia," kata Ma'ruf usai menghadiri Islamic Book Fair 2002 di Jakarta, Jumat, 5 Agustus 2022.
Ma’ruf meyakini pemikiran tentang Islam yang berlebihan dan Islamophobia bisa tercerahkan melalui buku-buku yang disebar ini, "Kalau dua-duanya (kaum ekstremis dan Islamophobia) tercerahkan, akan tercipta suasana Islam yang wasathiyah (seimbang)," ujarnya.
Ma’ruf berharap Islamic Book Fair 2022 ini bisa menyajikan pandangan-pandangan para ulama yang berpikiran moderat yang memberikan warna kehidupan masyarakat Indonesia . Sehingga, dapat menggambarkan peradaban Islam dan kemanusiaan, khususnya di Indonesia.
Ma’ruf mengajak pengembangan Islam yang wasathiyah dibangun sinergi antara pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan ormas lain. Pemerintah juga mengajak MUI membangun pusat dakwah untuk melakukan gerakan yang lebih masif untuk menyebarkan ajaran Islam yang moderat.
"Jadi semua lebih terorganisasi, termasuk juga untuk melakukan kontraradikalisme," jelas dia.
Ma’ruf menerangkan dalam membangun harmoni dan kerukunan di Indonesia, umat Islam mengembangkan prinsip tri ukhuwwah (persaudaraan), yakni ukhuwwah Islâmiyyah (persaudaraan dalam agama Islam), ukhuwwah wathaniyyah (persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwwah insâniyyah (persaudaraan kemanusiaan).
"Untuk menjaga atau merawat kondisi tersebut, kita perlu memperkuat pemahaman agama secara moderat (wasathiyyah), sesuai dengan maqâshid al-syarî’ah (tujuan syariah)," tegas dia.
Anggota Eksekutif Majelis Hukama Al-Muslimin Muhammad Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang) menyampaikan diskusi panel kali ini salah satunya bertujuan untuk menjawab tantangan islamophobia.
"Melawan islamophobia tidak cukup hanya dengan narasi dan kata-kata tetapi dengan contoh yang nyata dari sejarah bagaimana peradaban Islam mampu memanusiakan umat manusia," ujar Tuan Guru Bajang.
Jakarta: Pemerintah ingin mendorong agak minat baca masyarakat mengenai dunia Islam terus meningkat. Wakil Presiden (
Wapres) Ma’ruf Amin optimistis pemikiran ekstrem maupun Islamophobia bisa dikikis apabila pengetahuan tentang Islam dari berbagai sudut lebih dikuasai.
"Kita ingin membangun generasi yang memahami ajaran Islam secara utuh dan benar dengan pemikiran yang tidak ekstrem dan tidak islamophobia," kata Ma'ruf usai menghadiri Islamic Book Fair 2002 di Jakarta, Jumat, 5 Agustus 2022.
Ma’ruf meyakini pemikiran tentang Islam yang berlebihan dan Islamophobia bisa tercerahkan melalui buku-buku yang disebar ini, "Kalau dua-duanya (kaum ekstremis dan Islamophobia) tercerahkan, akan tercipta suasana Islam yang wasathiyah (seimbang)," ujarnya.
Ma’ruf berharap Islamic Book Fair 2022 ini bisa menyajikan pandangan-pandangan para ulama yang berpikiran moderat yang memberikan warna kehidupan masyarakat Indonesia . Sehingga, dapat menggambarkan peradaban Islam dan kemanusiaan, khususnya di Indonesia.
Ma’ruf mengajak pengembangan Islam yang wasathiyah dibangun sinergi antara pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah,
Nahdlatul Ulama (NU), dan ormas lain. Pemerintah juga mengajak MUI membangun pusat dakwah untuk melakukan gerakan yang lebih masif untuk menyebarkan ajaran Islam yang moderat.
"Jadi semua lebih terorganisasi, termasuk juga untuk melakukan kontraradikalisme," jelas dia.
Ma’ruf menerangkan dalam membangun harmoni dan kerukunan di Indonesia, umat Islam mengembangkan prinsip
tri ukhuwwah (persaudaraan), yakni
ukhuwwah Islâmiyyah (persaudaraan dalam agama Islam),
ukhuwwah wathaniyyah (persaudaraan kebangsaan), dan
ukhuwwah insâniyyah (persaudaraan kemanusiaan).
"Untuk menjaga atau merawat kondisi tersebut, kita perlu memperkuat pemahaman agama secara moderat (
wasathiyyah), sesuai dengan
maqâshid al-syarî’ah (tujuan syariah)," tegas dia.
Anggota Eksekutif Majelis Hukama Al-Muslimin Muhammad Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang) menyampaikan diskusi panel kali ini salah satunya bertujuan untuk menjawab tantangan islamophobia.
"Melawan islamophobia tidak cukup hanya dengan narasi dan kata-kata tetapi dengan contoh yang nyata dari sejarah bagaimana peradaban Islam mampu memanusiakan umat manusia," ujar Tuan Guru Bajang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)