Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Medcom.id
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Medcom.id

Cegah Stunting, Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi pada Calon Pasangan Diwajibkan

Sri Yanti Nainggolan • 04 Maret 2021 02:56
Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki beberapa strategi mencegah tengkes atau stunting. Salah satunya, pasangan ingin menikah diminta memeriksa reproduksi tiga bulan sebelum hari pernikahan.
 
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan pihaknya tengah menyiapkan aplikasi atau platform untuk calon pasangan. Mereka bakal diminta mengisi informasi terkait data biologis. Tujuannya, mengetahui apakah mereka cukup sehat secara reproduksi.
 
"Kalau belum sehat, kita tak melarang menikah. Kita sarankan tidak hamil," kata Hasto dalam diskusi Media Group News, Rabu, 3 Maret 2021.

Dia menuturkan dalam platform tersebut, akan disediakan tenaga kesehatan, seperti dokter dan bidan. Sehingga pasangan bisa berkonsultasi atau telemedicine.
 
"Ini adalah Rencana Aksi Nasional yang akan kita implementasikan," kata dia.
 
(Baca: Presiden Jokowi: Keluarga Muda Butuh Penyuluhan Berbasis Digital)
 
BKKBN juga akan memastikan setiap ibu hamil didampingi bidan. Dia menyebut 250 ribu bidan di Indonesia siap melayani lima juta wanita hamil tiap tahun.
 
"Berarti satu bidan bisa mendampingi 20 orang bumil dalam setahun, mereka melaporkan di platform," ucap dia.
 
Program lain yang disediakan ialah alat kontrasepsi gratis pada ibu yang baru melahirkan. Alat KB yang diberikan tak memengaruhi saat menyusui.
 
"KB susuk di lengan supaya bisa tak hamil sampai tiga tahun," kata dia.
 
BKKBN diminta mempercepat penurunan persoalan tengkes atau stunting. Penurunan ditargetkan mencapai 14 persen pada 2024.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan