Jakarta: Tokoh nonpartai politik (parpol) harus mempertahankan elektabilitasnya. Pasalnya, tingkat keterpilihan menjadi salah satu pertimbangan partai meminang mereka dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Haram (elektabilitas) merosot karena bargaining-nya bisa lemah," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, saat dihubungi, Sabtu, 4 Desember 2021.
Menurut dia, calon presiden (capres) potensial dari kalangan nonparpol harus terus bekerja keras. Bila tidak, mereka kehilangan tiket menuju Pilpres 2024.
Baca: Parpol Dianggap Gagal Hadirkan Calon Pemimpin Bangsa
"Calon nonparpol elektabilitasnya harus naik signifikan," ungkap dia.
Selain itu, mereka harus segera mendekati partai. Setidaknya, simbiosis mutualisme di antara kedua pihak harus terbentuk.
"Bisa memberi efek ekor jas ke parpol bersamgkutan," sebut dia.
Tokoh nonparpol juga harus mempersiapkan logistik. Hal itu diperlukan untuk operasional mesin politik partai.
Jakarta: Tokoh nonpartai politik (
parpol) harus mempertahankan elektabilitasnya. Pasalnya, tingkat keterpilihan menjadi salah satu pertimbangan partai meminang mereka dalam Pemilihan Presiden (
Pilpres) 2024.
"Haram (elektabilitas) merosot karena
bargaining-nya bisa lemah," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, saat dihubungi, Sabtu, 4 Desember 2021.
Menurut dia, calon presiden (capres) potensial dari kalangan nonparpol harus terus bekerja keras. Bila tidak, mereka kehilangan tiket menuju
Pilpres 2024.
Baca:
Parpol Dianggap Gagal Hadirkan Calon Pemimpin Bangsa
"Calon nonparpol elektabilitasnya harus naik signifikan," ungkap dia.
Selain itu, mereka harus segera mendekati partai. Setidaknya, simbiosis mutualisme di antara kedua pihak harus terbentuk.
"Bisa memberi efek ekor jas ke parpol bersamgkutan," sebut dia.
Tokoh nonparpol juga harus mempersiapkan logistik. Hal itu diperlukan untuk operasional mesin politik partai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)