Jakarta: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia memberikan kritik terhadap Presiden Joko Widodo. Dalam postingan di akun Instagram @bemui_official, kritik yang dilontarkan lebih bersifat meme, yakni menjuluki Jokowi sebagai The King of Lip Service.
Menanggapi persoalan ini, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyampaikan kepada publik bahwa Presiden sangat fokus untuk menangani pandemi covid-19. Bahkan, Presiden Jokowi disebut tak punya waktu untuk mengurus persoalan yang tidak ada faedahnya untuk kepentingan rakyat.
Lebih dalam lagi Ali mengatakan, "Mahasiswa itu adalah representasi dari masyarakat. Makanya dia punya kritis yang tinggi. Tapi karena di alam demokrasi ini, maka ada dua hal yang perlu saya katakan."
"Pertama, ketajaman kemampuan intelektualnya menjadi kurang terhadap identitas dari mahasiswa. Dan yang kedua ketinggian peradaban moral dari diksi yang dipakai. Nanti masyarakat yang menilai," kata dia.
Menyikapi pemanggilan pihak BEM UI yang dilakukan universitas, Ngabalin menyampaikan bahwa itu adalah tanggung jawab internal. Sehingga, hal tersebut memang bersangkutan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca: Sikap BEM UI Dinilai Bentuk Kritik, Tak Perlu Dihukum
"Kalau kritik, maka harus berikan data, fakta, serta masukan yang konstruktif. Sekarang ada ruang yang terbuka lebar dalam acara KSP mendengar. Jadi, kalau dia mengkritik satu masalah, pegang data dan fakta kemudian mengungkapkan itu kepada ruang publik atau presiden, itu tidak masalah."
"Namun, kalau dia membaca dari data yang tidak akurat nanti, publik juga yang memberikan penilaiannya terhadap mahasiswa,“ kata Ali dalam tayangan program Primetime News, Metro TV, Senin, 28 Juni 2021. (Raissa Oktaviani)
Tayangan lengkapnya bisa dilihat di sini: Istana Sikapi Kritik BEM UI
Jakarta: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia memberikan kritik terhadap Presiden Joko Widodo. Dalam postingan di akun Instagram @bemui_official, kritik yang dilontarkan lebih bersifat meme, yakni menjuluki Jokowi sebagai The King of Lip Service.
Menanggapi persoalan ini, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyampaikan kepada publik bahwa Presiden sangat fokus untuk menangani pandemi covid-19. Bahkan, Presiden Jokowi disebut tak punya waktu untuk mengurus persoalan yang tidak ada faedahnya untuk kepentingan rakyat.
Lebih dalam lagi Ali mengatakan, "Mahasiswa itu adalah representasi dari masyarakat. Makanya dia punya kritis yang tinggi. Tapi karena di alam demokrasi ini, maka ada dua hal yang perlu saya katakan."
"Pertama, ketajaman kemampuan intelektualnya menjadi kurang terhadap identitas dari mahasiswa. Dan yang kedua ketinggian peradaban moral dari diksi yang dipakai. Nanti masyarakat yang menilai," kata dia.
Menyikapi pemanggilan pihak BEM UI yang dilakukan universitas, Ngabalin menyampaikan bahwa itu adalah tanggung jawab internal. Sehingga, hal tersebut memang bersangkutan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca:
Sikap BEM UI Dinilai Bentuk Kritik, Tak Perlu Dihukum
"Kalau kritik, maka harus berikan data, fakta, serta masukan yang konstruktif. Sekarang ada ruang yang terbuka lebar dalam acara KSP mendengar. Jadi, kalau dia mengkritik satu masalah, pegang data dan fakta kemudian mengungkapkan itu kepada ruang publik atau presiden, itu tidak masalah."
"Namun, kalau dia membaca dari data yang tidak akurat nanti, publik juga yang memberikan penilaiannya terhadap mahasiswa,“ kata Ali dalam tayangan program Primetime News,
Metro TV, Senin, 28 Juni 2021.
(Raissa Oktaviani)
Tayangan lengkapnya bisa dilihat di sini:
Istana Sikapi Kritik BEM UI Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)