Ilustrasi Ibu Kota Baru. Foto: Kementerian PUPR
Ilustrasi Ibu Kota Baru. Foto: Kementerian PUPR

Kepala BIN: IKN Nusantara Didesain Siap Hadapi Pandemi Berikutnya

Achmad Zulfikar Fazli • 25 Maret 2022 13:51
Jakarta: Badan Intelijen Negara (BIN) menepis anggapan orang yang menilai pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di tengah pandemi covid-19 tidak tepat. Kepala BIN Budi Gunawan menilai IKN Nusantara akan menjadi contoh kota yang tangguh menghadapi pandemi.
 
“Desain IKN Nusantara juga mengambil berbagai pelajaran dari pandemi covid-19, kota yang tidak saja hijau, sehat, dan berteknologi tinggi (smart forest city), tapi sekaligus siap menghadapi pandemi. Dalam dua tahun ini, berbagai literatur tentang pandemic resilient cities banyak dipublikasikan, karena dipandang sebagai salah satu tantangan masa depan dunia,” ujar Budi, Jakarta, Jumat, 25 Maret 2022.
 
Mantan Wakapolri itu menjelaskan dalam publikasi berjudul, Building More Resilient Cities to Endure Covid-19 and Future Shocks, lembaga konsultan PricewaterhouseCoopers (PwC) menulis, pandemi saat ini memberikan kesempatan bagi pemimpin perkotaan untuk mengambil pelajaran yang tepat agar membangun ketangguhan sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk jangka panjang, menghadapi bencana, wabah, baik yang alami maupun karena ulah manusia. Kota-kota di dunia sangat rentan, covid-19 terbukti sangat merusak, 95 persen dampaknya berada di daerah perkotaan.

Baca: Menteri Siti Nurbaya Minta Masukan Akademisi Terkait Pembangunan IKN
 
Desain kota yang tangguh terhadap bencana dan wabah, menurut dia, akan melengkapi sistem ketahanan nasional dalam bidang kesehatan yang sedang dikembangkan untuk menghadapi ancaman wabah berikutnya. Termasuk, membangun kemandirian produksi vaksin, obat-obatan, peralatan, serta memperkuat surveillances system, forecasting, and analytics sebagai bagian dari pengembangan medical intelligence.
 
“Kemampuan sebuah bangsa untuk survive ditentukan oleh kemampuannya mengambil pelajaran dari setiap tragedi. Apakah kita akan mengabaikan begitu saja covid-19, padahal telah tercatat sebagai peristiwa yang paling mengubah dunia secara merata sejauh ini,” ujar Budi.

Hidup Normal Baru

Pemerintah terus memperlonggar restriksi sosial, termasuk mencabut larangan mudik untuk lebaran tahun ini. Karantina bagi pendatang luar negeri juga dihilangkan.
 
Indonesia mengikuti langkah banyak negara, memilih hidup berdampingan dengan virus korona, dan menjalankan skenario menuju transisi pandemi menjadi endemi, alias hidup normal baru.
 
Budi mengatakan hidup di era normal baru berarti mengadopsi praktik mitigasi risiko penyebaran virus sebagai kebiasaan atau etika sosial baru. Rutin vaksin, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, harus dipandang sebagai wujud tenggang rasa dan tanggung jawab sosial menjaga diri dan orang lain dari paparan virus.
 
Menurut dia, ini hanya sejumlah contoh dalam aspek budaya keseharian. Pada aspek kebijakan nasional, menurut dia, era normal baru ditandai dengan penguatan sistem kesehatan nasional yang senantiasa siap menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi.
 
“Pertama, endemi yang tidak termitigasi bisa kembali berubah menjadi pandemi. Kedua, kajian para pakar menyimpulkan, covid-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir. Gaya hidup manusia, cara mereka memperlakukan alam, serta dampak perubahan iklim yang semakin terasa, sangat rentan memicu munculnya virus atau biopatogen lain yang sewaktu-waktu bisa merebak menjadi pandemi berikutnya,” ujar Budi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan