Madrid: Keberhasilan Indonesia merehabilitasi dan merestorasi lahan gambut mendapat perhatian dunia, salah satunya Inggris. Mereka mengapresiasi upaya Indonesia untuk menurunkan emisi.
"Saya atas nama pemerintah Inggris sangat mengapresiasi upaya Indonesia dalam merestorasi dan merehabilitasi gambut dan upaya mencapai pengelolaan sawit berkelanjutan dalam rangka penurunan emisi dari sektor lahan," kata calon Presiden United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) COP26, Claire O'Neill Perry, di Gedung Ifema Madrid, Spanyol, Jumat, 6 Desember 2019.
Perry menawarkan bantuan teknis dan finansial kepada Indonesia. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menjelaskan bantuan itu untuk memaksimalkan restorasi gambut.
Alue mengatakan Indonesia memiliki lahan gambut tropis terbesar di dunia. Indonesia, kata dia, sangat berkepentingan dengan kelestarian pengelolaan lahan gambut.
"Gambut-gambut menjadi faktor penting dalam upaya pencapaian NDC serta peningkatan NDC Indonesia," tegas Alue.
Indonesia memiliki NDC atau target menurunkan emisi 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional. NDC menjadi tindak lanjut artikel enam Kesepakatan Paris yang disetujui pada 2015 dalam COP21 Paris, Prancis.
Selain membahas lahan gambut, Perry juga mengundang Kementerian LHK melalui Alue untuk hadir dalam COP26. Inggris menjadi tuan rumah COP26 yang rencananya digelar di Glasgow, Inggris, pada November 2020.
Alue menyambut baik undangan tersebut. Dia memastikan Indonesia akan hadir dalam konferensi perubahan iklim ke-26 tersebut.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/8koJAOMb" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Madrid: Keberhasilan Indonesia merehabilitasi dan merestorasi lahan gambut mendapat perhatian dunia, salah satunya Inggris. Mereka mengapresiasi upaya Indonesia untuk menurunkan emisi.
"Saya atas nama pemerintah Inggris sangat mengapresiasi upaya Indonesia dalam merestorasi dan merehabilitasi gambut dan upaya mencapai pengelolaan sawit berkelanjutan dalam rangka penurunan emisi dari sektor lahan," kata calon Presiden United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) COP26, Claire O'Neill Perry, di Gedung Ifema Madrid, Spanyol, Jumat, 6 Desember 2019.
Perry menawarkan bantuan teknis dan finansial kepada Indonesia. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menjelaskan bantuan itu untuk memaksimalkan restorasi gambut.
Alue mengatakan Indonesia memiliki lahan gambut tropis terbesar di dunia. Indonesia, kata dia, sangat berkepentingan dengan kelestarian pengelolaan lahan gambut.
"Gambut-gambut menjadi faktor penting dalam upaya pencapaian NDC serta peningkatan NDC Indonesia," tegas Alue.
Indonesia memiliki NDC atau target menurunkan emisi 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional. NDC menjadi tindak lanjut artikel enam Kesepakatan Paris yang disetujui pada 2015 dalam COP21 Paris, Prancis.
Selain membahas lahan
gambut, Perry juga mengundang Kementerian LHK melalui Alue untuk hadir dalam COP26. Inggris menjadi tuan rumah COP26 yang rencananya digelar di Glasgow, Inggris, pada November 2020.
Alue menyambut baik undangan tersebut. Dia memastikan Indonesia akan hadir dalam konferensi perubahan iklim ke-26 tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)