Jakarta: Badan Restorasi Gambut (BRG) berencana menambah alat pemantau tinggi muka air (TMA). BRG menargetkan sistem pemantau air lahan gambut (Sipalaga) terpasang lebih dari 200 unit pada 2020.
"Tahun depan (berencana memasang) 20 (alat baru)," kata Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan BRG Haris Gunawan di Mercure Convention Center, Jakarta Utara, Selasa, 26 November 2019.
Haris mengungkapkan BRG telah memasang 172 alat pemantau TMA di seluruh Indonesia hingga November 2019. Dia berharap pemasangan alat pemantau TMA melebihi target.
"Tapi semoga bisa 39 (alat baru) terpasang," kata dia.
Haris memastikan alat buat menunjang Sipalaga bisa diakses secara daring dan aktual. Alat itu berfungsi memantau kadar air di lahan gambut.
Kepala BRG Nazir Foead menjelaskan sistem Sipalaga dibantu citra satelit. BRG mengombinasikan data Sipalaga dengan citra tersebut.
"Kami mengukur real time (Sipalaga) dengan pendugaan kebasahan (lahan gambut) dengan citra satelit," tutur Nazir.
Sipalaga digencarkan sejak 2017. Sistem itu dipersiapkan sebagai upaya preventif mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat kekeringan.
"Kita ingin menjaga lahan gambut tetap basah. Cara terbaik yaitu membangun sensor yang membaca lahan secara real time," ujar Nazir.
Jakarta: Badan Restorasi Gambut (BRG) berencana menambah alat
pemantau tinggi muka air (TMA). BRG menargetkan sistem pemantau air lahan gambut (Sipalaga) terpasang lebih dari 200 unit pada 2020.
"Tahun depan (berencana memasang) 20 (alat baru)," kata Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan BRG Haris Gunawan di Mercure Convention Center, Jakarta Utara, Selasa, 26 November 2019.
Haris mengungkapkan BRG telah memasang 172 alat pemantau TMA di seluruh Indonesia hingga November 2019. Dia berharap pemasangan alat pemantau TMA melebihi target.
"Tapi semoga bisa 39 (alat baru) terpasang," kata dia.
Haris memastikan alat buat menunjang Sipalaga bisa diakses secara daring dan aktual. Alat itu berfungsi memantau kadar air di lahan gambut.
Kepala BRG Nazir Foead menjelaskan sistem Sipalaga dibantu citra satelit. BRG mengombinasikan data Sipalaga dengan citra tersebut.
"Kami mengukur
real time (Sipalaga) dengan pendugaan kebasahan (lahan gambut) dengan citra satelit," tutur Nazir.
Sipalaga digencarkan sejak 2017. Sistem itu dipersiapkan sebagai upaya preventif
mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat kekeringan.
"Kita ingin menjaga lahan gambut tetap basah. Cara terbaik yaitu membangun sensor yang membaca lahan secara real time," ujar Nazir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)