Pakar hukum tata negara Universitas Andalas (Unand) Ferry Amsari. Medcom.id/Siti Yona Hukmana
Pakar hukum tata negara Universitas Andalas (Unand) Ferry Amsari. Medcom.id/Siti Yona Hukmana

Soal Komposisi Anggota MKMK, Pengamat: Sulit Independen

Faustinus Nua • 24 Oktober 2023 17:28
Jakarta: Komposisi anggota Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) dinilai sulit independen dalam mengadili dugaan pelanggaran etik para hakim konstitusi. Anggota MKMK yang terdiri dari Wahiduddin Adams, Jimly Asshiddiqie, dan Bintan R. Saragih berlatar belakang bidang hukum) disebut punya kedekatan emosional dengan para hakim konstitusi.
 
"Jadi nama-nama yang dipilih itu nama-nama yang punya kedekatan emosional dengan MK. Itu sebabnya nuansa yang sama bisa kita lihat dari terpilihnya Prof Jimly, Pak Saragih, dan Pak Wahiduddin Adams. Setidak-tidaknya dari sisi MK itu udah ada hakim konstitusi Pak Wahiduddin, tinggal satu suara lagi sudah pasti perlindungan terhadap hakim konstitusi menjadi pilihan mereka," ujar pakar hukum dari Pusat Studi Konstitusi (PUSAKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari kepada Media Indonesia, Selasa, 24 Oktober 2023.
 
Feri menegaskan secara prinsip tentu sulit memosisikan MKMK independen. Catatan pentingnya dalam sejarah dewan etik atau MKMK yang pernah menjadi konsep pengawasan etik hakim konstitusi, kebanyakan keputusannya selalu berpihak pada hakim konstitusi.

"Faktor penting kenapa itu kenapa itu putusan berpihak pada hakim konstitusi ya komposisi dewan etik atau MKMK itu selalu diisi atau berasal dari hakim konstitusi," ujar dia.
 
Baca Juga: Pakar UGM: Kekuasaan kehakiman Diperas untuk Membenarkan Keinginan Politik

Menurut dia, sulit berharap terlalu jauh kepada MKMK. Keputusan MKMK dalam mengadili kasus dugaan etik akan lebih melindungi para hakim konstitusi.
 
Feri mengatakan peran Jimly sebagai ketua MK pertama tentu punya keinginan agar MK bisa kembali punya muruah seperti dulu. Namun, ada catatan negatif dari Jimly lantaran punya relasi yang baik dengan Partai Gerindra. Dalam hal ini, Partai Gerindra punya kepentingan karena berkaitan dengan proses pencalonan cawapres koalisi Indonesia Maju. Sehingga akan sulit dinafikan.
 
"Tapi sekali lagi mari kita berharap akan ada pilihan-pilihan yang tepat dari Prof Jimly, Pak Wahiduddin, dan Pak Saragih agar tidak terperangkap kepada kepentingan sesaat MK dan betul-betul menjadi pengadil yang mumpuni," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan