Jakarta: Publik Singapura disebut juga menyoroti perjanjian yang dilakukan pemerintahnya dengan Indonesia. Namun, mereka lebih positif menyambut perjanjian yang disepakati pada 26 Januari 2022 tersebut.
"Sangat ramai analisis, tetapi berbeda dengan Indonesia, mereka lebih melihat dari kacamata positif," Duta besar Indonesia Indonesia untuk Singapura Suryopratomo (Tommy) dalam program Newsmaker Medcom.id, Sabtu, 29 Januari 2022.
Dia menyampaikan publik dan pejabat Singapura melihat perjanjian tersebut sebagai bentuk kepercayaan antarkedua negara.Tujuannya, tentu kebaikan bersama.
"Maka Perdana Menteri Lee (Lee Hsien Loong) mengatakan ini adalah sebuah perjuangan yang panjang yang dibangun atas dasar saling percaya, dan ini untuk komitmen jangka panjang yang mudah-mudahan akan bermanfaat untuk setidaknya satu generasi ke depan," kata dia.
Dia tak menampik jika isu kedaulatan sempat menjadi perhatian di publik Singapura. Pasalnya, Indonesia mulai menguasai wilayah udara di atas 37 ribu kaki di wilayah Natuna.
Baca: KSAU: Kesepakatan FIR Perkuat Pertahanan Udara Indonesia
Namun, pejabat Singapura dengan bijak menjelaskan kepada masyarakat. Mereka menegaskan perjanjian tersebut tidak akan mengusik kedaulatan Singapura.
"Ini lebih ke persoalan safety bagaimana wilayah di kawasan Natuna terkelola dengan baik sehingga tingkat keselamatan bisa terkontrol," kata dia.
Dia menyampaikan jika keselamatan lalu lintas udara di Natuna terjaga dengan baik maka akan menimbulkan kepercayaan kepada pelaku perjalanan kedua negara. Sehingga, mereka tidak ragu berkunjung ke kedua negara tersebut.
Dia mencontohkan banyak pengusaha yang datang ke Singapura tidak hanya sekadar untuk bisnis. Tak jarang juga mereka melanjutkan perjalanan ke Indonesia untuk berlibur.
"Jadi nanti dalam masa depan ini adalah peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan investasi dan bisnis, dan pertumbuhan ekonomi," uajr dia.
Jakarta: Publik
Singapura disebut juga menyoroti perjanjian yang dilakukan pemerintahnya dengan Indonesia. Namun, mereka lebih positif menyambut
perjanjian yang disepakati pada 26 Januari 2022 tersebut.
"Sangat ramai analisis, tetapi berbeda dengan Indonesia, mereka lebih melihat dari kacamata positif," Duta besar Indonesia Indonesia untuk Singapura Suryopratomo (Tommy) dalam program
Newsmaker Medcom.id, Sabtu, 29 Januari 2022.
Dia menyampaikan publik dan pejabat Singapura melihat perjanjian tersebut sebagai bentuk kepercayaan antarkedua negara.Tujuannya, tentu kebaikan bersama.
"Maka Perdana Menteri Lee (Lee Hsien Loong) mengatakan ini adalah sebuah perjuangan yang panjang yang dibangun atas dasar saling percaya, dan ini untuk komitmen jangka panjang yang mudah-mudahan akan bermanfaat untuk setidaknya satu generasi ke depan," kata dia.
Dia tak menampik jika isu kedaulatan sempat menjadi perhatian di publik Singapura. Pasalnya, Indonesia mulai menguasai
wilayah udara di atas 37 ribu kaki di wilayah Natuna.
Baca:
KSAU: Kesepakatan FIR Perkuat Pertahanan Udara Indonesia
Namun, pejabat Singapura dengan bijak menjelaskan kepada masyarakat. Mereka menegaskan perjanjian tersebut tidak akan mengusik kedaulatan Singapura.
"Ini lebih ke persoalan safety bagaimana wilayah di kawasan Natuna terkelola dengan baik sehingga tingkat keselamatan bisa terkontrol," kata dia.
Dia menyampaikan jika keselamatan lalu lintas udara di Natuna terjaga dengan baik maka akan menimbulkan kepercayaan kepada pelaku perjalanan kedua negara. Sehingga, mereka tidak ragu berkunjung ke kedua negara tersebut.
Dia mencontohkan banyak pengusaha yang datang ke Singapura tidak hanya sekadar untuk bisnis. Tak jarang juga mereka melanjutkan perjalanan ke Indonesia untuk berlibur.
"Jadi nanti dalam masa depan ini adalah peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan investasi dan bisnis, dan pertumbuhan ekonomi," uajr dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)