Jakarta: Kementerian Agama (Kemenag) mengenalkan pembelajaran metaverse ke guru madrasah. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi oleh guru madrasah.
“Guru dipaksa dan terpaksa harus melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan dunia teknologi,” kata Yaqut dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 19 Mei 2022.
Hal tersebut dibeberkan Yaqut saat International Symposium On Education (ISOE) yang digelar Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kemenag. Menurut Yaqut, pemanfaatan metaverse dalam dunia pendidikan merupakan kemajuan sangat luar biasa.
Dia mengatakan pembelajaran daring akan lebih efektif jika guru madrasah mengenal teknologi. Yaqut mengatakan pendidikan saat ini lambat menyerap dan mengadopsi teknologi.
"Akibatnya, terjadi lah learning loss yang mengakibatkan peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus,” jelas Yaqut.
Baca: Menag Ingatkan Tata kelola Madrasah Reform Mesti Dilakukan Terbuka
Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani mengatakan pemanfaatan teknologi metaverse ini harus disegerakan. Tujuannya, untuk mengejar ketertinggalan peserta didik dalam adaptasinya di era teknologi. Ini
“Keilmuan guru harus dinamis dan adaptif terhadap perkembangan zaman. ISOE 2022 memberikan ruang seluas-luasnya kepada guru untuk membangun jejaring internasional,” kata dia.
Jakarta: Kementerian Agama (
Kemenag) mengenalkan pembelajaran metaverse ke guru madrasah. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi oleh guru madrasah.
“Guru dipaksa dan terpaksa harus melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan dunia teknologi,” kata
Yaqut dikutip dari
Media Indonesia, Kamis, 19 Mei 2022.
Hal tersebut dibeberkan Yaqut saat International Symposium On Education (ISOE) yang digelar Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kemenag. Menurut Yaqut, pemanfaatan
metaverse dalam dunia pendidikan merupakan kemajuan sangat luar biasa.
Dia mengatakan pembelajaran daring akan lebih efektif jika guru madrasah mengenal teknologi. Yaqut mengatakan pendidikan saat ini lambat menyerap dan mengadopsi teknologi.
"Akibatnya, terjadi lah
learning loss yang mengakibatkan peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus,” jelas Yaqut.
Baca:
Menag Ingatkan Tata kelola Madrasah Reform Mesti Dilakukan Terbuka
Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani mengatakan pemanfaatan teknologi metaverse ini harus disegerakan. Tujuannya, untuk mengejar ketertinggalan peserta didik dalam adaptasinya di era teknologi. Ini
“Keilmuan guru harus dinamis dan adaptif terhadap perkembangan zaman. ISOE 2022 memberikan ruang seluas-luasnya kepada guru untuk membangun jejaring internasional,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)