Jakarta: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) diminta mengaudit waktu pembobolan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) oleh ransomware. Waktu pembobolan ini menentukan lama pemulihan data bila hanya dienkripsi oleh pelaku.
"Memang nanti kita minta ke BSSN untuk audit kasih tahu masuknya (peretas) sudah berapa lama. Dugaan saya masuknya 17-20 Juni (2024), nggak bakal sempat (menyalin data), tapi kalau masuknya udah berbulan-bulan saya sakit kepala lagi," kata pengamat siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya dalam diskusi daring MNC Trijaya bertema Pusat Data Bocor, Siapa Teledor?, Sabtu, 29 Juni 2024.
Alfons menjelaskan ada ribuan serangan Ransomware di dunia ini sampai Juni 2024. Serangan ransomware di Indonesia tercatat ada 14 kasus. Walau jumlah yang relatif kecil, tapi sekali kena parah.
"Ini (pembobolan PDN Kominfo) termasuk yang paling parah," ujar Alfons.
Alfons tak menutup kemungkinan pusat data nasional itu tidak berhasil disalin pelaku. Melainkan hanya dienkripsi. Namun, yang menjadi masalah, kata dia, bila data yang belum berhasil disalin itu tidak bisa diakses. Dengan demikian, pemerintah tidak bisa memulihkan data yang diretas tersebut.
"Karena itu 6 ribu virtual mesin, isinya 1 tera sampai 5 tera bayangkan saja mau me-download itu berapa lama. Yang BSI 1 tera itu mereka download itu kira-kira 14 hari. Bayangkan ini 6 ribu, mau berbulan-bulan bertahun-tahun (download)," ungkapnya.
Jakarta: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) diminta mengaudit waktu pembobolan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Kementerian Komunikasi dan Informatika (
Kominfo) oleh ransomware. Waktu pembobolan ini menentukan lama pemulihan data bila hanya dienkripsi oleh pelaku.
"Memang nanti kita minta ke
BSSN untuk audit kasih tahu masuknya (peretas) sudah berapa lama. Dugaan saya masuknya 17-20 Juni (2024), nggak bakal sempat (menyalin data), tapi kalau masuknya udah berbulan-bulan saya sakit kepala lagi," kata pengamat siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya dalam diskusi daring MNC Trijaya bertema Pusat Data Bocor, Siapa Teledor?, Sabtu, 29 Juni 2024.
Alfons menjelaskan ada ribuan serangan Ransomware di dunia ini sampai Juni 2024. Serangan ransomware di Indonesia tercatat ada 14 kasus. Walau jumlah yang relatif kecil, tapi sekali kena parah.
"Ini (pembobolan PDN Kominfo) termasuk yang paling parah," ujar Alfons.
Alfons tak menutup kemungkinan
pusat data nasional itu tidak berhasil disalin pelaku. Melainkan hanya dienkripsi. Namun, yang menjadi masalah, kata dia, bila data yang belum berhasil disalin itu tidak bisa diakses. Dengan demikian, pemerintah tidak bisa memulihkan data yang diretas tersebut.
"Karena itu 6 ribu virtual mesin, isinya 1 tera sampai 5 tera bayangkan saja mau me-
download itu berapa lama. Yang BSI 1 tera itu mereka
download itu kira-kira 14 hari. Bayangkan ini 6 ribu, mau berbulan-bulan bertahun-tahun (
download)," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)