Jakarta: Penetapan tersangka terhadap Menteri Komunikasi dan Informatika sekaligus Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G Plate dinilai tidak murni kasus hukum. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki andil.
"Rakyat Indonesia harus tahu bahwa ini sangat diwarnai perilaku conflict of interest Presiden. Ini sudah jelas," kata eks Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk 'Jokowi Cawe-cawe Kasus Korupsi BTS? Itu tidak Benar,' Minggu, 21 Mei 2023
Saut mengatakan hal itu sangat berbahaya dalam upaya pemberantasan korupsi. Sebab, hukum bisa menjadi alat kepentingan politik.
"Jadi kalau bicara abuse of power, awalnya conflict of interest," papar dia.
Saut merunut kronologi penetapan tersangka Johnny sejak Partai NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. Dirinya menganalisis seluruh konten di media mulai dari teks, foto, hingga video.
"Dari hari pertama nama Anies disebut, sejumlah keanehan sudah muncul," ucap dia.
Saut mencontohkan ada pihak-pihak yang kembali menyinggung dugaan korupsi Formula E. Narasi itu diyakini untuk menjatuhkan Anies.
"Anda tidak bisa katakan bahwa Formula E tidak menjadi bagian dari skenario (menjatuhkan) ini. Naif itu," ujar dia.
Selain itu, Saut menelaah gestur Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh hingga Anies Baswedan soal kasus Johnny. Saut menangkap ada tantangan yang tengah dihadapi.
"Saya tanpa pernah ketemu Pak Surya Paloh, (hanya) dari media melihat bahwa tekanan itu cukup berat. Saya rasakan ada tekanan," tutur dia.
Saksikan diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk Jokowi Cawe-cawe Kasus Korupsi BTS? Itu tidak Benar di sini
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Penetapan tersangka terhadap Menteri Komunikasi dan Informatika sekaligus Sekretaris Jenderal Partai NasDem
Johnny G Plate dinilai tidak murni kasus hukum. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai memiliki andil.
"Rakyat Indonesia harus tahu bahwa ini sangat diwarnai perilaku
conflict of interest Presiden. Ini sudah jelas," kata eks Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) Saut Situmorang dalam diskusi virtual
Crosscheck Medcom.id bertajuk 'Jokowi Cawe-cawe Kasus Korupsi BTS? Itu tidak Benar,' Minggu, 21 Mei 2023
Saut mengatakan hal itu sangat berbahaya dalam upaya
pemberantasan korupsi. Sebab, hukum bisa menjadi alat kepentingan politik.
"Jadi kalau bicara
abuse of power, awalnya
conflict of interest," papar dia.
Saut merunut kronologi penetapan tersangka Johnny sejak
Partai NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. Dirinya menganalisis seluruh konten di media mulai dari teks, foto, hingga video.
"Dari hari pertama nama Anies disebut, sejumlah keanehan sudah muncul," ucap dia.
Saut mencontohkan ada pihak-pihak yang kembali menyinggung dugaan korupsi Formula E. Narasi itu diyakini untuk menjatuhkan
Anies.
"Anda tidak bisa katakan bahwa Formula E tidak menjadi bagian dari skenario (menjatuhkan) ini. Naif itu," ujar dia.
Selain itu, Saut menelaah gestur Ketua Umum Partai NasDem
Surya Paloh hingga Anies Baswedan soal kasus Johnny. Saut menangkap ada tantangan yang tengah dihadapi.
"Saya tanpa pernah ketemu Pak Surya Paloh, (hanya) dari media melihat bahwa tekanan itu cukup berat. Saya rasakan ada tekanan," tutur dia.
Saksikan diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk Jokowi Cawe-cawe Kasus Korupsi BTS? Itu tidak Benar di sini
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)