medcom.id, Jakarta: Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto diminta tak resah dengan kondisi partai. Dia masih tetap dipercaya kader meski kondisinya sedang tak sehat.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae, mengatakan, Golkar tetap solid. Menurut dia, pergantian posisi ketum tak bisa dilakukan ujug-ujug.
"Ada membahas persoalan suasana di Golkar," kata Ridwan saat ditemui usai menjenguk Novanto di RS Premier, Jatinegara Jakarta Timur, Senin 2 Oktober 2017.
Baca: Novanto Keluar Ruang ICCU
Ridwan mengatakan, perselisihan di antara kader adalah hal biasa. Dan, dia sempat menasehati Novanto agar tidak resah. "(Kondisi) semacam ini sering terjadi di Golkar."
Golkar akan baik-baik saja. Menurut dia, perdebatan yang ada justru akan menguatkan partai. "Karena Golkar organisasi besar. Biasa berbeda, tapi tidak menghasilkan perpecahan," ucapnya.
Baca: KPK Berpeluang Jerat Kembali Novanto
Sebelumnya, Wasekjen DPP Partai Golkar Marlinda Irwanti Poernomo mengatakan, sejumlah alat bantu kesehatan masih menempel di tubuh Novanto. Komunikasi soal kondisi kesehatan pun hanya bisa dilakukan dengan Istri Novanto, Deisti Astriani Tagor.
Novanto didiagnosis mengalami penyempitan jantung 80 persen dan harus dipasang ring. Ia sempat menjalani operasi kateterisasi jantung pada 18 September lalu.
Kesehatan Novanto memburuk sehari sebelum diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka, Senin 11 September 2017. Dia adalah tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan KTP elektronik (KTP-el).
Tak terima dengan status tersangka KPK, Novanto mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Hakim tunggal Cepi Iskandar mengabulkan permohonan Novanto pada Jumat 29 September 2017. Novanto pun lepas dari jerat status tersangka.
Baca: Kalla Sebut Novanto Sepantasnya Mundur
Rapat Pleno DPP Partai Golkar merekomendasikan Novanto mundur dari kursi ketua umum. Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla menilai Novanto memang seharusnya meniggalkan kursi orang nomor satu di partai berlambang beringin itu.
"Sepantasnya begitu. Karena ini kita tidak bicara pribadi atau kita tidak hanya bicara legalitas," tegas politikus Golkar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa 26 September 2017.
Kalla menekankan citra Partai Golkar sangat bergantung pada masyarakat. Penilaian publik, tegas dia, merupakan tolak ukur berjayanya sebuah partai. Jika publik menilai pemimpin partai politik jelek, suara yang akan diperoleh pun tak akan maksimal. Celakanya, hal itu berpotensi menghalangi partai merajai pemilihan umum.
medcom.id, Jakarta: Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto diminta tak resah dengan kondisi partai. Dia masih tetap dipercaya kader meski kondisinya sedang tak sehat.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae, mengatakan, Golkar tetap solid. Menurut dia, pergantian posisi ketum tak bisa dilakukan ujug-ujug.
"Ada membahas persoalan suasana di Golkar," kata Ridwan saat ditemui usai menjenguk Novanto di RS Premier, Jatinegara Jakarta Timur, Senin 2 Oktober 2017.
Baca: Novanto Keluar Ruang ICCU
Ridwan mengatakan, perselisihan di antara kader adalah hal biasa. Dan, dia sempat menasehati Novanto agar tidak resah. "(Kondisi) semacam ini sering terjadi di Golkar."
Golkar akan baik-baik saja. Menurut dia, perdebatan yang ada justru akan menguatkan partai. "Karena Golkar organisasi besar. Biasa berbeda, tapi tidak menghasilkan perpecahan," ucapnya.
Baca: KPK Berpeluang Jerat Kembali Novanto
Sebelumnya, Wasekjen DPP Partai Golkar Marlinda Irwanti Poernomo mengatakan, sejumlah alat bantu kesehatan masih menempel di tubuh Novanto. Komunikasi soal kondisi kesehatan pun hanya bisa dilakukan dengan Istri Novanto, Deisti Astriani Tagor.
Novanto didiagnosis mengalami penyempitan jantung 80 persen dan harus dipasang ring. Ia sempat menjalani operasi kateterisasi jantung pada 18 September lalu.
Kesehatan Novanto memburuk sehari sebelum diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka, Senin 11 September 2017. Dia adalah tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan KTP elektronik (KTP-el).
Tak terima dengan status tersangka KPK, Novanto mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Hakim tunggal Cepi Iskandar mengabulkan permohonan Novanto pada Jumat 29 September 2017. Novanto pun lepas dari jerat status tersangka.
Baca: Kalla Sebut Novanto Sepantasnya Mundur
Rapat Pleno DPP Partai Golkar merekomendasikan Novanto mundur dari kursi ketua umum. Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla menilai Novanto memang seharusnya meniggalkan kursi orang nomor satu di partai berlambang beringin itu.
"Sepantasnya begitu. Karena ini kita tidak bicara pribadi atau kita tidak hanya bicara legalitas," tegas politikus Golkar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa 26 September 2017.
Kalla menekankan citra Partai Golkar sangat bergantung pada masyarakat. Penilaian publik, tegas dia, merupakan tolak ukur berjayanya sebuah partai. Jika publik menilai pemimpin partai politik jelek, suara yang akan diperoleh pun tak akan maksimal. Celakanya, hal itu berpotensi menghalangi partai merajai pemilihan umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)