medcom.id Jakarta: Perjuangan panjang Gloria Natapradja Hamel berbuah akhir yang manis. Sempat dieliminasi saat pengukuhan tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), Gloria akhirnya diizinkan bergabung tim penurunan bendera.
Semula, proses yang dijalani Gloria seakan-akan pupus saat dara hasil perkawinan campuran ini tak diikutkan dalam pengukuhan Paskibraka, 15 Agustus. Proses seleksi yang panjang, mulai dari sekolah, tingkat kota hingga provinsi berbuah pahit.
Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta Brigjen Yoshua Pandit Sembiring mengatakan anggota perwakilan Jawa Barat ini memegang paspor Perancis. Gloria dianggap bukan warga negara Indonesia.
"Dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dikatakan kehilangan warga negara seseorang apabila ia mempunyai paspor. Nah ini si Gloria sudah punya paspor," jelas Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta Brigjen Yoshua Pandit Sembiring di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 15 Agustus.
Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta Brigjen Yoshua Pandit Sembiring -- MTVN/Githa Farahdina
Sesuai UU, seseorang akan kehilangan kewarganegaraan apabila memilik paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya. Ini yang menjadi dasar Gloria tak diikutkan dalam pengukuhan Paskibraka.
Baca: Satu Anggota Paskibraka tak Ikut Pengukuhan
Dalam Peraturan Menpora No.0065/2015 disebutkan, syarat untuk dapat direkrut menjadi anggota pasukan paskibraka adalah WNI. Mendapati kenyataan itu, Gloria hanya pasrah menerima nasib. Posisinya pun digantikan anggota Paskibraka lain.
Anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) yang sebelumnya batal menjadi Paskibraka karena memiliki kewarganegaraan ganda Gloria Natapradja Hamel menunggu waktu pelaksanaan upacara penurunan bendera di Wisma Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/8)--MI/PANCA SYURKANI
Gloria hanya dapat menyaksikan teman-temannya mengibarkan bendera merah putih di Istana Merdeka, 17 Agustus. Namun siapa disangka, nasib Gloria berubah 180 derajat. Publik melalui suara netizen menggelembung mendukung Gloria. Gloria kemudian bertemu langsung Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Usai pertemuan tersebut, Presiden dan Wapres mengizinkan Gloria bergabung dalam pasukan Paskibraka dan bertugas di upacara penurunan bendera, 17 Agustus, sore harinya.
Nasib yang hampir sama juga dialami oleh Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar. Pria berdarah Minang ini juga menemui Presiden Jokowi setelah dicopot dari jabatan menteri, Rabu 17 Agustus.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar di Kompleks Istana Presiden--Metrotvnews.com/Desi
Presiden dan Arcandra bertemu empat mata. Belum diketahui apa yang dibahas dalam pembicaraan tersebut.
Arcandra tersandung masalah dwi kewarganegaraan. Masalah itu muncul sejak Sabtu, 13 Agustus 2016 pagi, melalui pesan berantai via WhatsApp. Isinya mempertanyakan integritas Arcandra yang dinilai memiliki posisi penting di sektor ESDM, tetapi memiliki dwi kewarganegaraan: Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.
Baca: Arcandra Dipanggil Presiden Jokowi ke Istana
Usai bertemu Presiden, Arcandra mengatakan tak menolak jika diminta kembali oleh Presiden sebagai pembantunya. Dia menganggap hal tersebut adalah rencana dari Tuhan. "Saya bilang takdir, ada jalan hidup yang manusia enggak tahu," ujar Arcandra seusai bertemu Presiden di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu 17 Agustus.
Arcandra juga enggan kembali ke Amerika Serikat. Dia bilang, banyak hal yang harus dikerjakan di Indonesia. Mengabdi kepada Indonesia tak harus sebagai menteri. "Banyak yang bisa kita bantu di sini. Apakah harus jadi menteri? Kan enggak, selama dia bisa amar ma'ruf nahi mungkar," ungkap pria kelahiran Sumatera Barat ini.
Baca: Saat Jokowi Singgung Pencopotan Arcandra Tahar
Arcandra mengapresiasi pujian dari Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan. Dia bersyukur program yang dibuat bermanfaat dan dilanjutkan oleh Plt Menteri ESDM itu. "Alhamdulilah ada yang baik-baik, silakan dilanjutkan," katanya.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar--Antara/Akbar Nugroho Gumay
Plt Menteri ESDM Luhut Pandjaitan mengatakan, tak menutup kemungkinan Arcandra ditunjuk kembali oleh Presiden Jokowi. "Presiden saya pikir mempertimbangkan beliau untuk dipakai di negeri ini lagi, saya 1000 persen setuju," ujar Luhut.
Dia menegaskan, pemerintah masih membutuhkan sosok profesional dan berkompeten seperti Arcandra. Dia mampu mengurai dan memangkas harga minyak dan gas di Tanah Air.
Mantan Menkopolhukam ini pun mengimbau masyarakat untuk mengapresiasi anak negeri yang memiliki potensi. Dia tak mau persoalan administrasi membuat WNI yang berprestasi di luar negeri enggan kembali ke Tanah Air.
Presiden Joko Widodo memberhentikan dengan hormat Menteri EDSM Arcandra Tahar, Senin 15 Agustus 2016, menyusul polemik isu dwi kewarganegaraan yang dimiliki Arcandra.
Lantas apakah Arcandra bakal senasib dengan Gloria, kembali menjadi Menteri ESDM? Tunggu saja langkah Presiden.
medcom.id Jakarta: Perjuangan panjang Gloria Natapradja Hamel berbuah akhir yang manis. Sempat dieliminasi saat pengukuhan tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), Gloria akhirnya diizinkan bergabung tim penurunan bendera.
Semula, proses yang dijalani Gloria seakan-akan pupus saat dara hasil perkawinan campuran ini tak diikutkan dalam pengukuhan Paskibraka, 15 Agustus. Proses seleksi yang panjang, mulai dari sekolah, tingkat kota hingga provinsi berbuah pahit.
Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta Brigjen Yoshua Pandit Sembiring mengatakan anggota perwakilan Jawa Barat ini memegang paspor Perancis. Gloria dianggap bukan warga negara Indonesia.
"Dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dikatakan kehilangan warga negara seseorang apabila ia mempunyai paspor. Nah ini si Gloria sudah punya paspor," jelas Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta Brigjen Yoshua Pandit Sembiring di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 15 Agustus.

Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta Brigjen Yoshua Pandit Sembiring -- MTVN/Githa Farahdina
Sesuai UU, seseorang akan kehilangan kewarganegaraan apabila memilik paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya. Ini yang menjadi dasar Gloria tak diikutkan dalam pengukuhan Paskibraka.
Baca: Satu Anggota Paskibraka tak Ikut Pengukuhan
Dalam Peraturan Menpora No.0065/2015 disebutkan, syarat untuk dapat direkrut menjadi anggota pasukan paskibraka adalah WNI. Mendapati kenyataan itu, Gloria hanya pasrah menerima nasib. Posisinya pun digantikan anggota Paskibraka lain.

Anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) yang sebelumnya batal menjadi Paskibraka karena memiliki kewarganegaraan ganda Gloria Natapradja Hamel menunggu waktu pelaksanaan upacara penurunan bendera di Wisma Negara, Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/8)--MI/PANCA SYURKANI
Gloria hanya dapat menyaksikan teman-temannya mengibarkan bendera merah putih di Istana Merdeka, 17 Agustus. Namun siapa disangka, nasib Gloria berubah 180 derajat. Publik melalui suara netizen menggelembung mendukung Gloria. Gloria kemudian bertemu langsung Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Usai pertemuan tersebut, Presiden dan Wapres mengizinkan Gloria bergabung dalam pasukan Paskibraka dan bertugas di upacara penurunan bendera, 17 Agustus, sore harinya.
Nasib yang hampir sama juga dialami oleh Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar. Pria berdarah Minang ini juga menemui Presiden Jokowi setelah dicopot dari jabatan menteri, Rabu 17 Agustus.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar di Kompleks Istana Presiden--Metrotvnews.com/Desi
Presiden dan Arcandra bertemu empat mata. Belum diketahui apa yang dibahas dalam pembicaraan tersebut.
Arcandra tersandung masalah dwi kewarganegaraan. Masalah itu muncul sejak Sabtu, 13 Agustus 2016 pagi, melalui pesan berantai via WhatsApp. Isinya mempertanyakan integritas Arcandra yang dinilai memiliki posisi penting di sektor ESDM, tetapi memiliki dwi kewarganegaraan: Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.
Baca: Arcandra Dipanggil Presiden Jokowi ke Istana
Usai bertemu Presiden, Arcandra mengatakan tak menolak jika diminta kembali oleh Presiden sebagai pembantunya. Dia menganggap hal tersebut adalah rencana dari Tuhan.
"Saya bilang takdir, ada jalan hidup yang manusia enggak tahu," ujar Arcandra seusai bertemu Presiden di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu 17 Agustus.
Arcandra juga enggan kembali ke Amerika Serikat. Dia bilang, banyak hal yang harus dikerjakan di Indonesia. Mengabdi kepada Indonesia tak harus sebagai menteri. "Banyak yang bisa kita bantu di sini. Apakah harus jadi menteri? Kan enggak, selama dia bisa amar ma'ruf nahi mungkar," ungkap pria kelahiran Sumatera Barat ini.
Baca: Saat Jokowi Singgung Pencopotan Arcandra Tahar
Arcandra mengapresiasi pujian dari Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan. Dia bersyukur program yang dibuat bermanfaat dan dilanjutkan oleh Plt Menteri ESDM itu. "Alhamdulilah ada yang baik-baik, silakan dilanjutkan," katanya.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar--Antara/Akbar Nugroho Gumay
Plt Menteri ESDM Luhut Pandjaitan mengatakan, tak menutup kemungkinan Arcandra ditunjuk kembali oleh Presiden Jokowi. "Presiden saya pikir mempertimbangkan beliau untuk dipakai di negeri ini lagi, saya 1000 persen setuju," ujar Luhut.
Dia menegaskan, pemerintah masih membutuhkan sosok profesional dan berkompeten seperti Arcandra. Dia mampu mengurai dan memangkas harga minyak dan gas di Tanah Air.
Mantan Menkopolhukam ini pun mengimbau masyarakat untuk mengapresiasi anak negeri yang memiliki potensi. Dia tak mau persoalan administrasi membuat WNI yang berprestasi di luar negeri enggan kembali ke Tanah Air.
Presiden Joko Widodo memberhentikan dengan hormat Menteri EDSM Arcandra Tahar, Senin 15 Agustus 2016, menyusul polemik isu dwi kewarganegaraan yang dimiliki Arcandra.
Lantas apakah Arcandra bakal senasib dengan Gloria, kembali menjadi Menteri ESDM? Tunggu saja langkah Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)