Jakarta: Kubu Moeldoko menjawab opsi yang ditawarkan Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng. Andi menawarkan Moeldoko mundur sebagai pimpinan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatra Utara, dengan sejumlah alasan.
"Andi Mallarangeng yang menawarkan exit strategy itu adalah tawaran yang mencirikan seorang pengecut, plinplan, tidak tegas, tidak jujur, atau pengkhianat," ujar juru bicara (jubir) kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad, dalam keterangan tertulis, Senin, 5 April 2021.
Menurut dia, pihaknya tak tertarik dengan opsi tersebut. Moeldoko dinilai sebagai sosok kesatria yang berani mengambil risiko dan tanggung jawab.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu justru ditawari bergabung dengan kubu Moeldoko jika membutuhkan atasan yang tak mengorbankan bawahan. Moeldoko diklaim tetap melindungi bawahan dalam segala situasi.
"Pak Moeldoko membuka jalan lebar untuk Andi Mallarangeng," ucap Rahmad.
Baca: Demokrat Ogah Meladeni Kubu KLB
Andi Mallarangeng menawarkan tiga opsi kepada kubu Moeldoko. Tawaran ini imbas penolakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) terhadap legalisasi kepengurusan Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang.
Moeldoko dipersilakan mundur dari Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang. Pasalnya, Moeldoko dianggap telah diberikan informasi yang tak benar soal kepastian bakal memperoleh dukungan penuh dari DPP Partai Demokrat jika menjadi ketua umum.
"Pak Moeldoko bisa saja bisa klaim, 'Saya mau ditipu oleh orang-orang ini dan karena itu dengan ini saya menyatakan mengundurkan diri dari segala urusan keterkaitan dengan KLB'," ujar Andi melalui akun YouTube pribadinya yang diunggah Sabtu, 3 April 2021.
Opsi kedua, yakni mendorong Kepala Staf Presiden itu membentuk partai baru. Langkah itu diyakini tidak akan membuat kegaduhan politik.
Opsi ketiga, Moeldoko dipersilakan menggugat kepengurusan Partai Demokrat ke pengadilan tata usaha negara (PTUN). Namun, Andi menilai hal itu lucu. Pasalnya, Moeldoko bakal menggugat Menkumham Yasonna H Laoly, yang sama-sama berada di Kabinet Indonesia Maju.
Jakarta: Kubu Moeldoko menjawab opsi yang ditawarkan Sekretaris Majelis Tinggi DPP
Partai Demokrat Andi Mallarangeng. Andi menawarkan Moeldoko mundur sebagai pimpinan Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (
KLB) Deli Serdang, Sumatra Utara, dengan sejumlah alasan.
"Andi Mallarangeng yang menawarkan exit strategy itu adalah tawaran yang mencirikan seorang pengecut, plinplan, tidak tegas, tidak jujur, atau pengkhianat," ujar juru bicara (jubir) kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad, dalam keterangan tertulis, Senin, 5 April 2021.
Menurut dia, pihaknya tak tertarik dengan opsi tersebut. Moeldoko dinilai sebagai sosok kesatria yang berani mengambil risiko dan tanggung jawab.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu justru ditawari bergabung dengan kubu Moeldoko jika membutuhkan atasan yang tak mengorbankan bawahan. Moeldoko diklaim tetap melindungi bawahan dalam segala situasi.
"Pak Moeldoko membuka jalan lebar untuk Andi Mallarangeng," ucap Rahmad.
Baca:
Demokrat Ogah Meladeni Kubu KLB
Andi Mallarangeng menawarkan tiga opsi kepada kubu Moeldoko. Tawaran ini imbas penolakan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) terhadap legalisasi kepengurusan Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang.
Moeldoko dipersilakan mundur dari Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang. Pasalnya, Moeldoko dianggap telah diberikan informasi yang tak benar soal kepastian bakal memperoleh dukungan penuh dari DPP Partai Demokrat jika menjadi ketua umum.
"Pak Moeldoko bisa saja bisa klaim, 'Saya mau ditipu oleh orang-orang ini dan karena itu dengan ini saya menyatakan mengundurkan diri dari segala urusan keterkaitan dengan KLB'," ujar Andi melalui akun YouTube pribadinya yang diunggah Sabtu, 3 April 2021.
Opsi kedua, yakni mendorong Kepala Staf Presiden itu membentuk partai baru. Langkah itu diyakini tidak akan membuat kegaduhan politik.
Opsi ketiga, Moeldoko dipersilakan menggugat kepengurusan Partai Demokrat ke pengadilan tata usaha negara (PTUN). Namun, Andi menilai hal itu lucu. Pasalnya, Moeldoko bakal menggugat Menkumham Yasonna H Laoly, yang sama-sama berada di Kabinet Indonesia Maju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)