Jakarta: Berbagai upaya dibutuhkan untuk meningkatkan peran perempuan pada sektor politik Tanah Air. Di antaranya mengubah cara berpikir masyarakat.
"Tanpa perubahan mindset itu, (peningkatan peran perempuan di sektor politik) hanya bisa dirasakan masyarakat perkotaan, tidak bisa menyentuh pedesaan," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) NasDem Amelia Anggraini dalam program Crosschek #FromHome by Medcom.id memperingati Hari Kartini di akun YouTube Lestari Moerdijat, Rabu, 21 April 2021.
Menurut dia, butuh proses dan usaha ekstra mengubah mindset tersebut. Salah satunya, investasi waktu yang cukup panjang.
Dibutuhkan juga penetrasi pendidikan terhadap seluruh masyarakat, terutama kaum perempuan Indonesia. Sehingga, minat berkecimpung di sektor politik semakin meningkat.
Baca: Kisah Kartini Dianggap Masih Relevan Sebagai Teladan
Selain itu, dia mengakui ada beberapa faktor yang membuat minat berpolitik perempuan di Indonesia rendah. Salah satunya, perspektif sosio-kultural.
"Di Indonesia itu budaya patriarki itu sangat kental," ucap dia.
Pada umumnya masih banyak yang beranggapan tugas perempuan itu hanya mengurusi urusan rumah. Tak heran cara berpikir ini membuat kelompok perempuan terhambat ingin berpartisipasi di sektor politik.
"Jadi sumur, dapur, dan kasur itu masih membelenggu dan menjadi mindset kebanyakan masyarakat kita," ujar dia.
Jakarta: Berbagai upaya dibutuhkan untuk meningkatkan peran
perempuan pada sektor politik Tanah Air. Di antaranya mengubah cara berpikir masyarakat.
"Tanpa perubahan
mindset itu, (peningkatan peran perempuan di sektor politik) hanya bisa dirasakan masyarakat perkotaan, tidak bisa menyentuh pedesaan," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) NasDem Amelia Anggraini dalam program
Crosschek #FromHome by Medcom.id memperingati
Hari Kartini di akun
YouTube Lestari Moerdijat, Rabu, 21 April 2021.
Menurut dia, butuh proses dan usaha ekstra mengubah
mindset tersebut. Salah satunya, investasi waktu yang cukup panjang.
Dibutuhkan juga penetrasi pendidikan terhadap seluruh masyarakat, terutama kaum perempuan Indonesia. Sehingga, minat berkecimpung di sektor politik semakin meningkat.
Baca:
Kisah Kartini Dianggap Masih Relevan Sebagai Teladan
Selain itu, dia mengakui ada beberapa faktor yang membuat minat berpolitik perempuan di Indonesia rendah. Salah satunya, perspektif sosio-kultural.
"Di Indonesia itu budaya patriarki itu sangat kental," ucap dia.
Pada umumnya masih banyak yang beranggapan tugas perempuan itu hanya mengurusi urusan rumah. Tak heran cara berpikir ini membuat kelompok perempuan terhambat ingin berpartisipasi di sektor politik.
"Jadi sumur, dapur, dan kasur itu masih membelenggu dan menjadi
mindset kebanyakan masyarakat kita," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JMS)