Jakarta: Tingkat elektabilitas partai politik (parpol) yang merosot saat pandemi disebut-sebut akan berdampak pada rendahnya angka partispasi pemilih pada pelaksanaan Pemilu maupun Pilkada Serentak 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mulai melakukan sosialiasi dan pendidikan pemilih untuk menjaga tingkat partisipasi pemilih tetap tinggi.
"Pemilu srentak nasional dan pilkada serentak nasional itu kan tahun 2024 nanti. Dari satu sisi memang perlu disiapkan, di sisi lain masih ada waktu untuk tingkatkan partispasi. KPU sudah melakukan langkah-langkah persiapan," ujar Komisioner KPU I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, di Jakarta, Sabtu, 31 Juli 2021.
Dewa menyebut KPU telah memiliki pengalaman melaksanakan Pilkada Serentak 2020 saat pandemi. Tingkat partisipasi pemilih mencapai 76,09 persen. Jumlah tersebut hanya kurang 1,41 persen dari target yang ditetapkan KPU sebesar 77,5 persen.
(Baca: KPU Minta Desain Ulang Surat Suara Diputuskan Tahun Ini)
"Belajar dari Pilkada 2020 ada pengalaman yang sangat berharga terkait pendidikan pemilih dan sosialisasi pemilu sehingga masyarakat jadi tahu pentingnya untuk memilih dan berpartisipasi," jelas Dewa.
Dewa menjelaskan KPU tengah menjalankan program desa peduli pemilu dan pemilihan. Program yang didesain secara berkelanjutan tersebut merupakan salah satu cara untuk tetap menjaga angka partisipasi pemilih.
"Dalam rangka mendekatkan pelaksanaan sosialisasi dan pendidikan pemilih ke masyarakat sampai pada lokus tingkat desa/kelurahan/kampung atau sebutan lain sejenis. Salah satunya adalah sebagai upaya dalam menghadapi persiapan pemilu dan pilkada serentak nasional tahun 2024," tutur Dewa.
Jakarta: Tingkat elektabilitas partai politik (parpol) yang merosot saat pandemi disebut-sebut akan berdampak pada rendahnya angka partispasi pemilih pada pelaksanaan Pemilu maupun
Pilkada Serentak 2024. Komisi Pemilihan Umum (
KPU) sudah mulai melakukan sosialiasi dan pendidikan pemilih untuk menjaga tingkat partisipasi pemilih tetap tinggi.
"Pemilu srentak nasional dan pilkada serentak nasional itu kan tahun 2024 nanti. Dari satu sisi memang perlu disiapkan, di sisi lain masih ada waktu untuk tingkatkan partispasi. KPU sudah melakukan langkah-langkah persiapan," ujar Komisioner KPU I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, di Jakarta, Sabtu, 31 Juli 2021.
Dewa menyebut KPU telah memiliki pengalaman melaksanakan Pilkada Serentak 2020 saat pandemi. Tingkat partisipasi pemilih mencapai 76,09 persen. Jumlah tersebut hanya kurang 1,41 persen dari target yang ditetapkan KPU sebesar 77,5 persen.
(Baca:
KPU Minta Desain Ulang Surat Suara Diputuskan Tahun Ini)
"Belajar dari Pilkada 2020 ada pengalaman yang sangat berharga terkait pendidikan pemilih dan sosialisasi pemilu sehingga masyarakat jadi tahu pentingnya untuk memilih dan berpartisipasi," jelas Dewa.
Dewa menjelaskan KPU tengah menjalankan program desa peduli
pemilu dan pemilihan. Program yang didesain secara berkelanjutan tersebut merupakan salah satu cara untuk tetap menjaga angka partisipasi pemilih.
"Dalam rangka mendekatkan pelaksanaan sosialisasi dan pendidikan pemilih ke masyarakat sampai pada lokus tingkat desa/kelurahan/kampung atau sebutan lain sejenis. Salah satunya adalah sebagai upaya dalam menghadapi persiapan pemilu dan pilkada serentak nasional tahun 2024," tutur Dewa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)