Jakarta: Pimpinan Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Moeldoko, dinilai diuntungkan imbas dualisme kepengurusan partai. Elektabilitas keduanya diprediksi semakin moncer.
"Moeldoko makin bersinar, makin dikenal orang, begitu pun dengan AHY semakin banyak diperbincangkan orang," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'SBY Patenkan Demokrat Jadi Milik Pribadi?', Minggu, 11 April 2021.
Menurut dia, keterpilihan Moeldoko dan AHY sejatinya kerap meredup dalam berbagai survei. Berkat dinamika politik di Demokrat, keduanya semakin populer di kalangan masyarakat.
Baca: Kubu KLB Sebut Peluang Moeldoko Jadi Ketum Demokrat Belum Pudar
"Terlepas dari apa pun yang dibicarakan, pro dan kontra, baik positif atau negatif, selama dua bulan penuh, publik dan media massa kalau di-mention nama Demokrat pasti AHY atau Moeldoko," ucap Adi.
Selain itu, tokoh yang terlibat dalam dinamika tersebut ikut semakin populer. Adi meyakini kondisi politik ini bukan dirancang khusus.
Menurut dia, terlampau berisiko kalau dualisme kepengurusan Demokrat dirancang sedemikian rupa. Berbagai tahapan yang ditempuh kedua kubu disebut telah menghabiskan kocek politik yang dalam.
"Mungkin siapa pun valid mengatakan ini politik playing victim. Tapi, ini kejadian ada SK Kemenkumham, sekarang lanjut ke PTUN, kasasi, nanti putusan sela. Terlalu mahal ongkosnya," ujar Adi.
Jakarta: Pimpinan
Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Moeldoko, dinilai diuntungkan imbas dualisme kepengurusan partai. Elektabilitas keduanya diprediksi semakin moncer.
"Moeldoko makin bersinar, makin dikenal orang, begitu pun dengan AHY semakin banyak diperbincangkan orang," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dalam program
Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'SBY Patenkan Demokrat Jadi Milik Pribadi?', Minggu, 11 April 2021.
Menurut dia, keterpilihan Moeldoko dan AHY sejatinya kerap meredup dalam berbagai survei. Berkat dinamika politik di
Demokrat, keduanya semakin populer di kalangan masyarakat.
Baca:
Kubu KLB Sebut Peluang Moeldoko Jadi Ketum Demokrat Belum Pudar
"Terlepas dari apa pun yang dibicarakan, pro dan kontra, baik positif atau negatif, selama dua bulan penuh, publik dan media massa kalau di-
mention nama Demokrat pasti AHY atau Moeldoko," ucap Adi.
Selain itu, tokoh yang terlibat dalam dinamika tersebut ikut semakin populer. Adi meyakini kondisi politik ini bukan dirancang khusus.
Menurut dia, terlampau berisiko kalau dualisme kepengurusan Demokrat dirancang sedemikian rupa. Berbagai tahapan yang ditempuh kedua kubu disebut telah menghabiskan kocek politik yang dalam.
"Mungkin siapa pun valid mengatakan ini politik
playing victim. Tapi, ini kejadian ada SK Kemenkumham, sekarang lanjut ke PTUN, kasasi, nanti putusan sela. Terlalu mahal ongkosnya," ujar Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)