Jakarta: Penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin diacungi jempol. Namun, kebebasan sipil masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah.
“Pemerintah sudah melakukan sesuatu dan terbukti kita keluar dari krisis resesi,” kata peneliti senior Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Jokow-Ma’ruf, di Luar Dipuji, di dalam Dicaci,' Minggu, 24 Oktober 2021.
Saidiman menyebut apresiasi itu juga datang dari responden survei anyar SMRC. Sebanyak 68,5 persen responden mengaku puas dengan kinerja dua tahun Jokowi-Ma’ruf.
Baca: 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Membawa Harapan
Menurut dia, responden puas terhadap jurus pemerintah dalam mengendalikan pandemi covid-19. Meskipun, sebagian masyarakat merasakan dampaknya, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Tapi mereka melihat ada perubahan dan pemerintah bekerja,” papar dia.
Di sisi lain, Saidiman menyoroti kebebasan sipil, seperti pembakaran Masjid Ahmadiyah di Sintang, Kalimantan Barat, dan pembakaran gereja di Aceh Singkil. Ada juga kisah warga Tanjungbalai, Sumatra Utara, Meliana, yang mengeluhkan volume azan terlalu besar hingga rumahnya dilempari serta ditangkap.
“Ada orang mimpi bertemu Nabi lalu dipersoalkan hukum. Itu (memangnya) kenapa kalau saya bermimpi ketemu siapa?” tutur dia.
Menurut Saidiman, hal-hal tersebut menimbulkan perasaan tidak aman bagi masyarakar sipil. Kalau terjadi terus-menerus, kasus-kasus ini dianggap berbahaya bagi demokrasi.
Jakarta: Penanganan
covid-19 dan pemulihan ekonomi dari Presiden Joko Widodo (
Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin diacungi jempol. Namun, kebebasan sipil masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah.
“Pemerintah sudah melakukan sesuatu dan terbukti kita keluar dari krisis resesi,” kata peneliti senior Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Jokow-Ma’ruf, di Luar Dipuji, di dalam Dicaci,' Minggu, 24 Oktober 2021.
Saidiman menyebut apresiasi itu juga datang dari responden survei anyar SMRC. Sebanyak 68,5 persen responden mengaku puas dengan kinerja
dua tahun Jokowi-Ma’ruf.
Baca:
2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Membawa Harapan
Menurut dia, responden puas terhadap jurus pemerintah dalam mengendalikan pandemi covid-19. Meskipun, sebagian masyarakat merasakan dampaknya, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Tapi mereka melihat ada perubahan dan pemerintah bekerja,” papar dia.
Di sisi lain, Saidiman menyoroti kebebasan sipil, seperti pembakaran Masjid Ahmadiyah di Sintang, Kalimantan Barat, dan pembakaran gereja di Aceh Singkil. Ada juga kisah warga Tanjungbalai, Sumatra Utara, Meliana, yang mengeluhkan volume azan terlalu besar hingga rumahnya dilempari serta ditangkap.
“Ada orang mimpi bertemu Nabi lalu dipersoalkan hukum. Itu (memangnya) kenapa kalau saya bermimpi ketemu siapa?” tutur dia.
Menurut Saidiman, hal-hal tersebut menimbulkan perasaan tidak aman bagi masyarakar sipil. Kalau terjadi terus-menerus, kasus-kasus ini dianggap berbahaya bagi demokrasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)