Jakarta: Lemhannas yang didirikan Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno) pada 20 Mei 1965 memiliki mandat menjadi sekolah geopolitik. Untuk menjalankan amanat tersebut, Lemhannas menggelar The 6th Jakarta Geopolitical Forum yang mengangkat tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability”.
“Mandat itu diberikan dengan satu arahan strategis dari Bung Karno agar Lemhannas bisa mencetak calon pemimpin nasional yang memahami konsekuensi dari pertarungan negara-negara besar, pertarungan geopolitik antara negara-negara utama di kawasan ini, dan apa pengaruhnya bagi Indonesia,” kata Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto, saat pembukaan The 6th Jakarta Geopolitical Forum di Jakarta (24/8).
Menurut Andi, tema geomaritim sangat relevan saat ini. Sebab, wilayah maritim diprediksi menjadi arena persaingan utama antarnegara, bahkan semakin mendekat dengan Indonesia.
Lemhannas menilai dinamika ini sangat menarik untuk dicermati. “Khusus untuk tahun ini tema yang kami angkat adalah tentang geomaritim dengan kesadaran bahwa pertarungan geopolitik di depan akan semakin dekat ke kita, karena akan terjadi di kawasan Asia Timur dan akan menggunakan maritim, laut, samudera sebagai sarana wadah pertarungannya,” kata dia.
Kondisi global saat ini adalah terciptanya satu rantai pasok global. Namun, terjadi sebaliknya, konektivitas memunculkan patahan-patahan global.
“Yang terjadi seharusnya ada pembangunan infrastruktur global yang menggabungkan antar negara, bahkan antar benua, yang terjadi adalah seharusnya terciptanya satu rantai pasok global,” ujar dia.
Jakarta:
Lemhannas yang didirikan Presiden pertama RI
Soekarno (Bung Karno) pada 20 Mei 1965 memiliki mandat menjadi sekolah
geopolitik. Untuk menjalankan amanat tersebut, Lemhannas menggelar
The 6th Jakarta Geopolitical Forum yang mengangkat tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability”.
“Mandat itu diberikan dengan satu arahan strategis dari Bung Karno agar Lemhannas bisa mencetak calon pemimpin nasional yang memahami konsekuensi dari pertarungan negara-negara besar, pertarungan geopolitik antara negara-negara utama di kawasan ini, dan apa pengaruhnya bagi Indonesia,” kata Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto, saat pembukaan The 6th Jakarta Geopolitical Forum di Jakarta (24/8).
Menurut Andi, tema geomaritim sangat relevan saat ini. Sebab, wilayah maritim diprediksi menjadi arena persaingan utama antarnegara, bahkan semakin mendekat dengan Indonesia.
Lemhannas menilai dinamika ini sangat menarik untuk dicermati. “Khusus untuk tahun ini tema yang kami angkat adalah tentang geomaritim dengan kesadaran bahwa pertarungan geopolitik di depan akan semakin dekat ke kita, karena akan terjadi di kawasan Asia Timur dan akan menggunakan maritim, laut, samudera sebagai sarana wadah pertarungannya,” kata dia.
Kondisi global saat ini adalah terciptanya satu rantai pasok global. Namun, terjadi sebaliknya, konektivitas memunculkan patahan-patahan global.
“Yang terjadi seharusnya ada pembangunan infrastruktur global yang menggabungkan antar negara, bahkan antar benua, yang terjadi adalah seharusnya terciptanya satu rantai pasok global,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)